KOMPAS.com - Sosok Imam Muslimin atau yang akrab disapa Yai Mim, mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, kini tengah menjadi perhatian publik.
Hal ini terjadi setelah beredarnya sejumlah video yang memperlihatkan dirinya terlibat konflik dengan tetangganya, Nurul Sahara.
Konflik tersebut memunculkan berbagai tuduhan terhadap Yai Mim, mulai dari pemblokadean jalan, pencemaran nama baik, provokasi, hingga dugaan pelecehan.
Baca juga: Dosen Nonaktif UIN Malang yang Viral Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan Pencemaran Nama Baik
Namun, di tengah derasnya tuduhan dan opini negatif yang beredar di media sosial, situasi berbalik. Banyak warganet justru menunjukkan simpati kepada Yai Mim.
Bahkan, sosoknya mendapat perhatian dan pujian dari tokoh publik, termasuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dalam sebuah pertemuan yang dibagikan melalui akun Instagram pribadinya, Dedi Mulyadi mengaku kagum dengan cara berpikir Yai Mim, terutama tentang konsep tasawuf dan tafsir musyarokah.
Tasawuf sendiri merupakan ajaran Islam yang menekankan pembersihan hati dan kedekatan spiritual dengan Allah SWT.
Dalam percakapan tersebut, Yai Mim menjelaskan tafsir unik tentang musyarokah yang ia kaitkan dengan kebersamaan antara manusia dan alam.
Baca juga: Dosen Nonaktif UIN Malang Bantah Kerahkan Mahasiswa untuk Geruduk Tetangga, Sebut Kuliah Tasawuf
Ia menilai, istilah musyrik yang sering dimaknai negatif justru memiliki makna mendalam jika dipahami secara filosofis.
"Kang Dedi, itu ajarannya kan itu yang musyrik-musyrik lah. Saya justru kalau ada pohon besar, orang-orang tak ajak musyrik dulu untuk apa? Untuk musyarokah, itu artinya kerja sama," ujar Yai Mim dalam video yang diunggah pada Rabu (1/10/2025).
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa konsep musyrik bisa dimaknai sebagai tindakan menjaga dan bekerja sama dengan ciptaan Allah, seperti pohon.
"Jadi, musyrik itu apa? Memelihara kepada sesuatu, misalnya pohon itu besar, lalu kita pelihara, kita jaga, kita kasih supaya dia mengeluarkan oksigen. Kita memelihara pohon, dia memberikan perlindungan pada kita. Namanya musyarokah. Syirik, musyarokah menuju Allah," tambahnya.
Dedi Mulyadi mengapresiasi penjelasan tersebut. Ia menyebut pandangan Yai Mim sebagai tafsir yang keren dan memperluas wawasan.
"Waduh ini Pak Yai, malah nge-fans sama berandalan kayak saya. Tafsir musyarokah-nya keren banget dan semoga menambah wawasan netizen sekalian," tulis Dedi dalam unggahan tersebut.
Dedi juga menambahkan bahwa istilah musyarokah seakar dengan kata 'masyarakat', yang bermakna kebersamaan dalam komunitas manusia dan alam.