Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihujani Tuduhan, Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Justru Dapat Pujian dari Dedi Mulyadi

Kompas.com - 01/10/2025, 12:45 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Sosok Imam Muslimin atau yang akrab disapa Yai Mim, mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, kini tengah menjadi perhatian publik.

Hal ini terjadi setelah beredarnya sejumlah video yang memperlihatkan dirinya terlibat konflik dengan tetangganya, Nurul Sahara.

Konflik tersebut memunculkan berbagai tuduhan terhadap Yai Mim, mulai dari pemblokadean jalan, pencemaran nama baik, provokasi, hingga dugaan pelecehan.

Baca juga: Dosen Nonaktif UIN Malang yang Viral Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Namun, di tengah derasnya tuduhan dan opini negatif yang beredar di media sosial, situasi berbalik. Banyak warganet justru menunjukkan simpati kepada Yai Mim.

Bahkan, sosoknya mendapat perhatian dan pujian dari tokoh publik, termasuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Apa yang Dipuji Gubernur Dedi Mulyadi dari Yai Mim?

Dalam sebuah pertemuan yang dibagikan melalui akun Instagram pribadinya, Dedi Mulyadi mengaku kagum dengan cara berpikir Yai Mim, terutama tentang konsep tasawuf dan tafsir musyarokah.

Tasawuf sendiri merupakan ajaran Islam yang menekankan pembersihan hati dan kedekatan spiritual dengan Allah SWT.

Dalam percakapan tersebut, Yai Mim menjelaskan tafsir unik tentang musyarokah yang ia kaitkan dengan kebersamaan antara manusia dan alam.

Baca juga: Dosen Nonaktif UIN Malang Bantah Kerahkan Mahasiswa untuk Geruduk Tetangga, Sebut Kuliah Tasawuf

Ia menilai, istilah musyrik yang sering dimaknai negatif justru memiliki makna mendalam jika dipahami secara filosofis.

"Kang Dedi, itu ajarannya kan itu yang musyrik-musyrik lah. Saya justru kalau ada pohon besar, orang-orang tak ajak musyrik dulu untuk apa? Untuk musyarokah, itu artinya kerja sama," ujar Yai Mim dalam video yang diunggah pada Rabu (1/10/2025).

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa konsep musyrik bisa dimaknai sebagai tindakan menjaga dan bekerja sama dengan ciptaan Allah, seperti pohon.

"Jadi, musyrik itu apa? Memelihara kepada sesuatu, misalnya pohon itu besar, lalu kita pelihara, kita jaga, kita kasih supaya dia mengeluarkan oksigen. Kita memelihara pohon, dia memberikan perlindungan pada kita. Namanya musyarokah. Syirik, musyarokah menuju Allah," tambahnya.

Baca juga: Dosen Nonaktif UIN Malang Jelaskan Aksi Guling-guling yang Diperagakan Saat Berseteru dengan Tetangga

Dedi Mulyadi mengapresiasi penjelasan tersebut. Ia menyebut pandangan Yai Mim sebagai tafsir yang keren dan memperluas wawasan.

"Waduh ini Pak Yai, malah nge-fans sama berandalan kayak saya. Tafsir musyarokah-nya keren banget dan semoga menambah wawasan netizen sekalian," tulis Dedi dalam unggahan tersebut.

Dedi juga menambahkan bahwa istilah musyarokah seakar dengan kata 'masyarakat', yang bermakna kebersamaan dalam komunitas manusia dan alam.

Halaman:


Terkini Lainnya
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
Jawa Barat
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Sulawesi Selatan
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Jawa Tengah
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Jawa Timur
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
Lampung
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Timur
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Kalimantan Barat
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Jawa Timur
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Kalimantan Barat
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Banten
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Jawa Timur
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Jawa Tengah
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
Jawa Timur
Inflasi di Jateng Naik 0,40 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Lonjakan Harga Emas, Telur, dan Cabai
Inflasi di Jateng Naik 0,40 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Lonjakan Harga Emas, Telur, dan Cabai
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau