Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Meteor Draconid 2025: Fenomena Langit Puncak 8 Oktober

Kompas.com - 07/10/2025, 12:30 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Fenomena hujan meteor Draconid akan kembali menghiasi langit Indonesia pada Oktober 2025.

Aktivitas hujan meteor ini berlangsung mulai 6 hingga 10 Oktober 2025, dan mencapai puncaknya pada 8 Oktober.

Menariknya, kemunculan bola api yang terlihat di langit Cirebon pada Minggu (5/10/2025) malam diduga masih berkaitan dengan aktivitas hujan meteor Draconid.

Video benda bercahaya yang diduga meteor tersebut sempat viral di media sosial Instagram.

Dalam video, tampak api berkobar di dekat ruas Tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, sementara arus lalu lintas masih ramai.

Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, menyebut benda bercahaya itu merupakan meteor berukuran besar.

“Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan-Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35-18.39 (WIB),” tulis Thomas melalui akun Instagram-nya, Senin (6/10).

Baca juga: [POPULER TREN] Apakah WFT adalah Hacker Bjorka Asli? | Kata BRIN dan BMKG soal Meteor Jatuh di Cirebon

Asal-usul dan Karakteristik Hujan Meteor Draconid

Hujan meteor Draconid muncul ketika Bumi melintasi puing-puing komet 21 P/Giacobini-Zinner. Radian atau titik asal hujan meteor ini berada di rasi Draco (Naga), sehingga meteor akan tampak datang dari arah langit utara.

Fenomena ini tergolong hujan meteor minor hingga sedang, dengan intensitas rata-rata 5–10 meteor per jam dalam kondisi langit cerah.

Sejumlah pakar dari laman Pendidikan Sains FMIPA Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menduga meteor yang jatuh di Cirebon merupakan bagian dari aktivitas hujan meteor Draconid atau puing tambahan dari jalur orbit komet.

Sejarah Aktivitas Hujan Meteor Draconid

Dilansi dari RRI.co.id, meskipun biasanya tidak terlalu intens, hujan meteor Draconid pernah mencatat sejarah spektakuler. Pada tahun 1933 dan 1946, ribuan meteor Draconid melintas di langit setiap jam, menciptakan pertunjukan langit yang menakjubkan.

Namun dalam beberapa dekade terakhir, Draconid tidak menunjukkan ledakan aktivitas besar seperti masa lalu. Frekuensinya cenderung stabil dan dapat diamati dengan mata telanjang jika kondisi cuaca mendukung.

Waktu Terbaik Melihat Hujan Meteor Draconid

Baca juga: Meteor Jatuh di Laut Jawa, Begini Penjelasan Al-Qur’an tentang “Api Langit”

Fenomena langit ini bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah dengan langit gelap dan minim polusi cahaya. Pengamatan terbaik dilakukan pada malam tanpa awan, jauh dari sumber cahaya buatan.

Namun, tahun ini kondisi pengamatan sedikit terpengaruh karena fase bulan purnama terjadi pada 7 Oktober 2025, berdekatan dengan puncak hujan meteor Draconid.

Agar pengamatan tetap optimal, pengamat disarankan untuk menghindari sumber cahaya langsung agar mata dapat beradaptasi dengan gelapnya langit. Dengan begitu, meteor yang redup pun bisa tetap terlihat jelas.

Sebagian artikel ini telah tayang di KompasTV dengan judul 5 Jadwal Hujan Meteor Oktober 2025

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Sulawesi Selatan
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Jawa Tengah
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Jawa Timur
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
Lampung
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Timur
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Kalimantan Barat
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Jawa Timur
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Kalimantan Barat
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Banten
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Jawa Timur
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Jawa Tengah
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
Jawa Timur
Inflasi di Jateng Naik 0,40 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Lonjakan Harga Emas, Telur, dan Cabai
Inflasi di Jateng Naik 0,40 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Lonjakan Harga Emas, Telur, dan Cabai
Jawa Tengah
Gusti Purbaya, Kandidat Kuat Pengganti Mendiang Pakubuwono XIII
Gusti Purbaya, Kandidat Kuat Pengganti Mendiang Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau