Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Ekstrem Masih Mengintai, BNPB Kembali Lakukan Modifikasi Cuaca di Jawa Barat

Kompas.com - 27/10/2025, 17:00 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperpanjang pelaksanaan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Jawa Barat.

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi hujan berintensitas tinggi yang diprakirakan masih akan terjadi pada pekan terakhir Oktober 2025.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk mengatur distribusi curah hujan agar tidak turun secara berlebihan di wilayah daratan.

Baca juga: BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Petir di Bandung Raya 27 Oktober-2 November 2025

Tujuannya adalah meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

“Hingga hari ini BNPB masih melaksanakan operasi modifikasi cuaca untuk wilayah Jawa Barat. Operasi ini dilakukan guna menjaga agar curah hujan tidak melampaui batas normal,” katanya di Jakarta, Senin (27/10/2025) dikutip dari Antara.

Mengapa Operasi Modifikasi Cuaca Diperpanjang di Jawa Barat?

Perpanjangan operasi modifikasi cuaca dilakukan berdasarkan hasil analisis prakiraan cuaca mingguan yang menunjukkan adanya potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir di sejumlah kabupaten dan kota pada pekan kelima Oktober.

Analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa wilayah dengan risiko tinggi meliputi Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung Raya.

Baca juga: Cuaca Panas Mereda, Kini BMKG Prediksi Peningkatan Curah Hujan

Sebelumnya, BNPB telah melaksanakan operasi modifikasi cuaca di wilayah Jawa Barat sejak 23 Oktober 2025 dengan pusat kegiatan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Operasi ini dilakukan menggunakan pesawat Cessa Caravan 2028 PK-YNA. Pada hari pertama, dilakukan dua sorti penerbangan dengan penyemaian bahan kimia di beberapa titik.

Sorti pertama menaburkan 800 kilogram kalsium oksida (CaO) di wilayah Bogor, sementara sorti kedua menyebarkan 800 kilogram natrium klorida (NaCl) di wilayah Laut Selatan Jawa.

Baca juga: Siklon Melissa Mengamuk di Amerika, Ini Kata BMKG Soal Dampaknya ke Indonesia

Seberapa Efektif Operasi Modifikasi Cuaca?

Hasil pantauan radar BMKG menunjukkan bahwa curah hujan di Jawa Barat mengalami penurunan hingga 81 persen setelah operasi hari pertama dilakukan.

Data tersebut menunjukkan bahwa operasi modifikasi cuaca cukup efektif dalam mengurangi intensitas hujan ekstrem di wilayah padat penduduk dan rawan banjir.

BNPB juga mencatat bahwa sebelum pelaksanaan OMC pada 19–22 Oktober 2025, terdapat dua kejadian banjir di dua lokasi berbeda di Jawa Barat.

Namun, setelah operasi dimulai pada 23 Oktober 2025, tidak tercatat adanya laporan banjir baru.

Baca juga: Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang 26–27 Oktober 2025

“Upaya ini kami lakukan agar dampak dari cuaca ekstrem dapat ditekan semaksimal mungkin dan masyarakat tetap aman,” kata Abdul Muhari.

BNPB menegaskan bahwa operasi modifikasi cuaca merupakan langkah antisipatif pemerintah untuk melindungi keselamatan masyarakat dan menjaga stabilitas lingkungan selama periode cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan berlangsung hingga awal November.

Abdul Muhari mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama masa peralihan musim.

“Kami mengingatkan warga untuk menyiapkan tas siaga bencana dan selalu memantau informasi resmi dari BNPB, BPBD, dan BMKG,” ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Anggota Propam Polres Tebo Terduga Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Dosen di Jambi, Kelabui CCTV
Anggota Propam Polres Tebo Terduga Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Dosen di Jambi, Kelabui CCTV
Sumatera Selatan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau