KOMPAS.com – Suasana panik melanda Kampung Tugu, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, ketika banjir bandang menerjang pada Senin (27/10/2025) sore.
Hujan deras yang mengguyur sejak siang menyebabkan Sungai Cisolok meluap, merendam ratusan rumah dan memutus jembatan penghubung dua desa.
Salah satu warga yang terdampak, Andri Bram (50), menceritakan detik-detik menegangkan saat air bah datang menerjang rumahnya di RT 3 RW 3.
Ketika banjir mulai masuk, Andri bergegas mengevakuasi istrinya serta sang mertua yang sudah lanjut usia ke lantai dua. Namun, tak lama kemudian, air semakin tinggi dan mendorong pintu rumahnya hingga ia terjebak di dapur selama sekitar 30 menit.
“Barang-barang sudah tidak ada, Pak (rusak). Saya terjebak di sini (dapur) sekitar 30 menitan. Saya enggak bisa ke mana-mana karena di sini pintu sudah terdorong (air). Saya pasrah, saya bilang kalau saya mati di sini, enggak apa-apa,” tutur Andri dengan suara bergetar saat ditemui Kompas.com, Selasa (28/10/2025).
Di tengah kepungan air dan rasa pasrah itu, Andri mendengar suara anak kecil meminta pertolongan dari belakang rumahnya. Ia sempat berbicara dengan bocah tersebut melalui ventilasi rumah.
“Terus di luar itu ada anak kecil minta tolong, ‘Om tolong, om tolongin saya Om.’ Saya bilang, ‘saya terjebak di sini, gimana saya juga enggak bisa keluar,’ tapi dia tetap bilang, ‘Tolong Om tolong, ini air di rumah saya sampai seleher saya dan air itu kencang,’” kisahnya.
Baca juga: Dua Kecamatan di Sukabumi Diterjang Banjir dan Longsor, Pemkab Tetapkan Tanggap Darurat
Mendengar tangisan bocah itu, Andri nekat memaksa membuka pintu yang terhalang air deras. Berkat keberanian dan tekadnya, ia berhasil keluar dan menyelamatkan anak kecil tersebut di tengah arus banjir yang semakin tinggi.
“Karena ini, saya paksa keluar, padahal saya sudah pasrah, anak itu akhirnya saya yang nolongin,” ujarnya.
Kini, Andri bersyukur bisa menyelamatkan keluarganya dan bocah yang meminta tolong, meski seluruh harta bendanya rusak akibat banjir. Ia berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul atau tembok penahan tanah di sekitar Sungai Cisolok.
“Saya minta supaya tembok penahan tanah yang di Cikahuripan ditinggikan lagi, itu kemudian dikeruk (bawahnya),” kata Andri.
Data BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat, 1.873 warga dari 626 KK di Kecamatan Cisolok terdampak banjir dan longsor yang terjadi pada hari yang sama.
Enam kampung terdampak banjir, yakni Kampung Tugu Desa Cikahuripan, Kampung Cikondang dan Marinjung Desa Karangpapak, Cigoler Desa Cisolok, Kampung Cikondang Desa Wangunreja, dan Kampung Cikelat.
Selain itu, tanah longsor juga melanda Kampung Pamokoan Desa Sukarame dan Kampung Cikondang Desa Wangun Sari, menyebabkan lima rumah rusak berat.
Camat Cisolok, Okih Pazri Assidiq, menyebut banjir paling parah terjadi di Kampung Tugu.
“Hari ini kami di wilayah Cisolok terutama di Kampung Tugu Desa Cikahuripan telah terjadi musibah banjir bandang akibat luapan Sungai Cisolok yang beberapa tahun lalu sudah terjadi, dan hari ini terjadi kembali. Sungguh luar biasa kondisi arus dan intensitas airnya cukup tinggi,” kata Okih.
Baca juga: Cerita Korban Banjir di Bogor, Barang-barang Rusak hingga Uangnya Hanyut