Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Kebun Raya Cibodas Masih Gratis, Disbudpar Cianjur Tunggu BRIN

Kompas.com - 01/11/2025, 06:30 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kawasan wisata Cibodas di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, saat ini masih menerapkan kebijakan gratis biaya retribusi masuk.

Kebijakan ini diberlakukan sambil menunggu hasil keputusan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kebun Raya Cibodas terkait rencana penerapan satu tiket masuk untuk seluruh kawasan.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur, Nenden Nurjanah, menjelaskan bahwa kebijakan bebas retribusi merupakan hasil kesepakatan bersama antara pemerintah daerah, tokoh masyarakat, serta pelaku usaha di sekitar kawasan wisata.

Baca juga: Gandeng BRIN, Pemkot Surabaya Siapkan Kebun Raya Mangrove Surabaya Jadi Pusat Perpustakaan Bakau Dunia

Kesepakatan ini diambil untuk menghindari tumpang tindih pungutan dan memastikan tidak ada oknum yang melakukan pungutan liar (pungli) di lapangan.

“Kebijakan gratis ini merupakan hasil kesepakatan bersama berbagai pihak termasuk tokoh masyarakat sekitar kawasan wisata, sehingga pengawasan dilakukan bersama agar tidak ada pungutan liar,” kata Nenden di Cianjur, Jumat (1/11/2025) dikutip dari Antara.

Ia menambahkan, Pemkab Cianjur tidak lagi akan melibatkan pihak ketiga dalam pengelolaan retribusi kawasan wisata Cibodas.

Ke depan, pengelolaan akan dilakukan langsung bersama BRIN Kebun Raya Cibodas agar sistem pembayaran tiket bisa terintegrasi. Dengan begitu, wisatawan cukup membayar satu kali tiket masuk untuk menikmati seluruh area wisata di kawasan Cibodas.

Baca juga: Viral Dugaan Pungli di Kebun Raya Bogor, Pengelola: Petugas Jelaskan Aturan, Bukan Pungli

“Kami sudah bersurat dan tinggal menunggu keputusan dari BRIN. Selama belum ada keputusan, tidak ada biaya masuk atau retribusi apapun untuk masuk kawasan Cibodas,” ujarnya.

Bagaimana Dampak Kebijakan Gratis terhadap Kunjungan Wisatawan?

Sejak diberlakukannya kebijakan bebas retribusi, angka kunjungan wisatawan ke Cibodas dilaporkan meningkat signifikan, terutama pada akhir pekan.

Pengawasan dilakukan secara rutin oleh petugas Disbudpar bersama masyarakat dan pelaku usaha untuk memastikan tidak terjadi pungutan liar.

"Kalau data rinci kami belum mengantongi, namun laporan di lapangan setiap akhir pekan dan hari biasa angka kunjungan terlihat meningkat dan kami harap terus meningkat ke depannya," tambah Nenden.

Baca juga: Pengunjung Kebun Raya Bogor Kena Biaya Tambahan karena Bawa Makanan, Bagaimana Aturannya?

Disbudpar juga memberikan sanksi tegas bagi siapa pun yang kedapatan melakukan pungutan liar di kawasan wisata tersebut.

Wisatawan diimbau untuk segera melapor jika menemukan oknum yang mencoba meminta biaya tambahan di pintu masuk kawasan.

Area konservatori Rumah Kaca di Kebun Raya Cibodas, Jawa BaratDok. Kebun Raya Cibodas Area konservatori Rumah Kaca di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat

Mengapa Dulu Dikeluhkan Wisatawan?

Sebelum kebijakan baru ini diterapkan, banyak wisatawan mengeluhkan sistem retribusi ganda.

Mereka harus membayar tiket di pintu masuk kawasan Cibodas, lalu kembali membayar ketika masuk ke Kebun Raya Cibodas, Taman Komodo, atau area pendakian Gunung Gede-Pangrango. Kondisi ini sering menimbulkan kebingungan dan dinilai membebani pengunjung.

Halaman:


Terkini Lainnya
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Mangkat, Siapa Calon Penggantinya?
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Mangkat, Siapa Calon Penggantinya?
Jawa Tengah
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah dan Long Weekend Tahun Depan
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah dan Long Weekend Tahun Depan
Jawa Barat
BKN Ingatkan ASN: Tidak Masuk Kerja Bisa Berujung Pemecatan
BKN Ingatkan ASN: Tidak Masuk Kerja Bisa Berujung Pemecatan
Sulawesi Selatan
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau