KOMPAS.com - Meski genangan air di kawasan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, belum surut selama sepekan, sebagian besar warga tetap memilih bertahan di rumah dan menolak mengungsi.
Mereka khawatir barang-barang berharga hilang jika ditinggalkan, sedangkan sebagian lainnya mengaku sudah terbiasa menghadapi banjir yang datang hampir setiap tahun.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini, Kamis 30 Oktober 2025: 16 Kecamatan Hujan Ringan
Bagi warga Kaligawe, bertahan di rumah di tengah banjir bukan hal baru.
Alasan mereka sederhana, menjaga rumah dan harta benda, serta karena sudah terbiasa hidup berdampingan dengan air pasang yang kerap merendam wilayah mereka.
“Ya di sini saja, sambil jaga barang,” ujar Siti Nurjanah (45), warga Kaligawe, saat ditemui di lokasi banjir, Kamis (30/10/2025).
Siti mengatakan air mulai naik sejak Rabu (22/10/2025) dan tak kunjung surut hingga kini. Meski begitu, ia mengaku sudah terbiasa dengan situasi tersebut.
“Biasanya sebentar. Tapi sudah biasa,” katanya dengan nada pasrah.
Banjir masih belum surut di pemukiman wilayah Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Rabu (29/10/2025). (Fatah Akrom/KOMPAS.com)Warga lain, Slamet (52), juga memilih tetap tinggal di rumah meski sebagian lantai rumahnya sudah tergenang air.
Ia khawatir bila rumah ditinggalkan, akan menjadi sasaran pencurian.
“Yang susah kalau mau buang hajat harus ke rumah warga yang aman,” ujarnya.
Kondisi serupa dialami Dwi Santoso (50), warga Tambakrejo. Ia menyebut banjir sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Rumahnya hampir setiap tahun terendam, namun ia tak pernah mengungsi karena memiliki lantai dua.
“Rumah saya setiap tahun begini terus,” ujarnya.
“Setiap lima tahun sekali pasti ditinggikan rumahnya,” tambah Dwi, menggambarkan bagaimana warga beradaptasi dengan kondisi yang tak kunjung berubah.
Menurut Lurah Tambakrejo, Sukiswo, sekitar 30 persen rumah di wilayahnya masih tergenang air.