KOMPAS.com – Sebanyak 25 orang yang terdiri dari 24 siswa dan seorang guru SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, diduga mengalami keracunan makanan setelah menyantap hidangan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (23/9/2025).
Menu yang disajikan dalam program MBG hari itu antara lain nasi putih, ikan hiu filet saus tomat, tahu goreng, oseng kol dan wortel, serta buah melon.
Beberapa siswa kemudian mengeluhkan mual, pusing, hingga muntah usai menyantap makanan tersebut.
Kepala Sekolah SDN 12 Benua Kayong, Dewi Hardina Febriani, mengatakan gejala keracunan muncul secara bertahap.
“Awalnya hanya beberapa anak yang sakit perut lalu muntah. Tapi makin lama makin banyak, sehingga kami segera membawa mereka ke puskesmas. Atas arahan medis, mereka kemudian dirujuk ke RSUD Agoesdjam Ketapang,” ujar Dewi.
Sebanyak 22 korban sudah diperbolehkan pulang, sementara lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Baca juga: Ada Hiu Goreng di Menu MBG yang Bikin Siswa Ketapang Keracunan
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, meminta jajarannya menelusuri penyebab dugaan keracunan massal yang melibatkan puluhan siswa.
“Kita monitor terus dan alhamdulillah kemarin yang keracunan sudah ada yang pulang dari rumah sakit. Terkait penyebabnya akan kita teliti. Apakah tingkat kebersihannya atau penyajiannya seperti basi misalnya,” kata Ria Norsan.
Ia juga menyinggung soal koordinasi program MBG di daerah. Selama ini, menurut dia, koordinator MBG Kalbar tidak berkomunikasi langsung dengan Pemerintah Daerah (Pemda).
“Kalau ada apa-apa yang diserang orang kan Pemda. Untuk yang di Ketapang, kita akan melihat dulu permasalahannya di mana, kalau memang itu kelalaian bisa kita sanksi,” tegasnya.
Baca juga: Korban Keracunan MBG di Ketapang Bertambah Jadi 25 Orang, Dapur Ditutup Sementara
Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, mengakui ada kelalaian dari pihak Satuan Penyedia Program Gizi (SPPG) Mulia Kerta yang bertugas memasak dan mendistribusikan makanan.
“Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal,” ungkap Agus.
Ia menilai ikan hiu bukanlah menu yang tepat untuk siswa karena berpotensi mengandung zat berbahaya seperti merkuri.
“Harusnya menu yang dipilih itu yang digemari siswa. Anak-anak jarang sekali mengonsumsi ikan hiu. Bisa saja ikan hiu ini memiliki kandungan merkuri. Itu yang sangat saya sesalkan,” tambahnya.
Agus memastikan operasional SPPG Mulia Kerta akan dihentikan sementara hingga hasil investigasi keluar.