KOMPAS.com - Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan penjelasan terkait penggunaan ikan hiu sebagai salah satu menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 12 Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menuturkan bahwa sajian ikan hiu di sekolah tersebut hanya berlangsung dua kali selama pelaksanaan program.
“Terkait menu hiu itu, saya tegaskan kalau ada makanan yang terbukti membuat itu diidentifikasi sebagai yang membuat keracunan, kita enggak akan pakai di wilayah itu walaupun banyak (sumber protein dari hiu),” ujarnya dalam konferensi pers di Cibubur, Jawa Barat, dikutip Antara, Kamis.
Baca juga: Penjelasan BGN soal Menu Ikan Hiu dan Dugaan Keracunan MBG di Ketapang
Menurut Nanik, pemilihan jenis lauk dalam MBG mengikuti ketersediaan bahan pangan lokal serta kebiasaan masyarakat setempat.
“Menu apa pun itu, karena kan tujuannya kearifan lokal, misalnya ternyata di wilayah ini yang paling banyak tongkol, ya kita gunakan karena kita juga bukan sekadar memberi makan gratis," kata dia.
"Hiu misalnya, ternyata di situ biasa memang hiu dihidangkan, kalau enggak kan di sini hiu mahal banget, tapi karena di sana banyak hiu, jadi ya diberikan dan itu hanya dua kali selama program berjalan,” imbuhnya.
Baca juga: Update Gempa Banyuwangi: 49 Rumah dan 2 Tempat Ibadah Rusak
Menu MBG yang disajikan SDN 12 Benua Kayong, Ketapang yang diduga membuat sejumlah siswa dan guru keracunan. Ada ikan hiu filet saus tomat, tahu goreng, oseng kol dan wortel, serta buah melon. Lebih jauh, Nanik menyampaikan bahwa kasus yang muncul di lapangan kerap kali tumpang tindih antara keracunan dengan reaksi alergi.
Diketahui, sebelum program berjalan, pihak sekolah sudah mendata siswa yang memiliki riwayat alergi makanan tertentu.
“Ini ada keracunan dan alergi yang masih tumpang tindih, tidak semua hal itu ada dugaan keracunan, tetapi ada hal yang karena alergi, misalnya alergi udang bahkan ada yang alergi mayonnaise," katanya lagi.
"Padahal, sebelum kita mau mendaftar murid-murid di sekolah-sekolah itu sebetulnya sudah ditanyakan kepada guru-gurunya, anak-anak ini siapa yang punya alergi dan sudah ada catatannya,” jelasnya.
Baca juga: Program MBG, Janji Pembentukan Tim Investigasi, dan 5.000 Siswa yang Keracunan
Selain menjelaskan soal menu hiu, BGN juga memastikan semua biaya pengobatan akibat dugaan keracunan MBG ditanggung penuh oleh lembaganya.
“Kan kita punya dana, ada yang kita ambilkan misalnya dari operasional, kejadian luar biasa dan macam-macam itu kan pasti kita sediakan, itu full dari BGN, semua ditanggung (biaya pengobatan)," ungkapnya.
"Contoh di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, ada tagihan Rp 350 juta dari rumah sakitnya, kita bayar semua, bahkan kemarin berapa miliar sudah kita siapkan,” katanya lagi.
Ia menambahkan, tidak ada beban biaya yang ditanggung oleh orang tua, sekolah, maupun pemerintah daerah.