Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Menu Ikan Hiu Masuk Program MBG di Ketapang Kalbar

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menuturkan bahwa sajian ikan hiu di sekolah tersebut hanya berlangsung dua kali selama pelaksanaan program.

“Terkait menu hiu itu, saya tegaskan kalau ada makanan yang terbukti membuat itu diidentifikasi sebagai yang membuat keracunan, kita enggak akan pakai di wilayah itu walaupun banyak (sumber protein dari hiu),” ujarnya dalam konferensi pers di Cibubur, Jawa Barat, dikutip Antara, Kamis.

Menurut Nanik, pemilihan jenis lauk dalam MBG mengikuti ketersediaan bahan pangan lokal serta kebiasaan masyarakat setempat.

“Menu apa pun itu, karena kan tujuannya kearifan lokal, misalnya ternyata di wilayah ini yang paling banyak tongkol, ya kita gunakan karena kita juga bukan sekadar memberi makan gratis," kata dia.

"Hiu misalnya, ternyata di situ biasa memang hiu dihidangkan, kalau enggak kan di sini hiu mahal banget, tapi karena di sana banyak hiu, jadi ya diberikan dan itu hanya dua kali selama program berjalan,” imbuhnya.

Lebih jauh, Nanik menyampaikan bahwa kasus yang muncul di lapangan kerap kali tumpang tindih antara keracunan dengan reaksi alergi.

Diketahui, sebelum program berjalan, pihak sekolah sudah mendata siswa yang memiliki riwayat alergi makanan tertentu.

“Ini ada keracunan dan alergi yang masih tumpang tindih, tidak semua hal itu ada dugaan keracunan, tetapi ada hal yang karena alergi, misalnya alergi udang bahkan ada yang alergi mayonnaise," katanya lagi.

"Padahal, sebelum kita mau mendaftar murid-murid di sekolah-sekolah itu sebetulnya sudah ditanyakan kepada guru-gurunya, anak-anak ini siapa yang punya alergi dan sudah ada catatannya,” jelasnya.

Biaya pengobatan ditanggung penuh

Selain menjelaskan soal menu hiu, BGN juga memastikan semua biaya pengobatan akibat dugaan keracunan MBG ditanggung penuh oleh lembaganya.

“Kan kita punya dana, ada yang kita ambilkan misalnya dari operasional, kejadian luar biasa dan macam-macam itu kan pasti kita sediakan, itu full dari BGN, semua ditanggung (biaya pengobatan)," ungkapnya.

"Contoh di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, ada tagihan Rp 350 juta dari rumah sakitnya, kita bayar semua, bahkan kemarin berapa miliar sudah kita siapkan,” katanya lagi.

Ia menambahkan, tidak ada beban biaya yang ditanggung oleh orang tua, sekolah, maupun pemerintah daerah.

“Kita enggak membebani apa pun pada orang tua atau kepada pemerintah daerah, jadi nanti tinggal pihak rumah sakit memanggil kami, dari BGN,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi mengakui jika penyajian menu ikan hiu merupakan bentuk kelalaian serius dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI (tempat pelelangan ikan) Rangga Sentap, produk lokal,” kata Agus kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).

Menurutnya, ikan hiu tidak semestinya disajikan bagi anak sekolah.

Selain jarang dikonsumsi anak-anak, Agus juga khawatir ikan tersebut mengandung zat berbahaya.

Ia menegaskan, jika hasil investigasi membuktikan makanan dari dapur itu menjadi penyebab keracunan, SPPG Mulia Kerta akan ditutup permanen.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 24 siswa dan seorang guru di Ketapang dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu MBG berbahan ikan hiu yang disebut mengandung merkuri tinggi.

https://www.kompas.com/kalimantan-barat/read/2025/09/26/085100388/alasan-menu-ikan-hiu-masuk-program-mbg-di-ketapang-kalbar

Terkini Lainnya

Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Sulawesi Selatan
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Jawa Tengah
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Jawa Timur
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
Lampung
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Timur
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Kalimantan Barat
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Jawa Timur
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Cara Cek NIK Terdaftar Pinjol atau Judol, Cuma Lewat Hp
Kalimantan Barat
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Syarat Pemutihan BPJS Kesehatan 2025, Ini Peserta yang Bisa Mengajukan
Banten
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Profil Gusti Purbaya: Kandidat Utama Pengganti Takhta Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Apakah Onadio Leonardo Akan Direhabilitasi Setelah Asesmen BNNP?
Jawa Timur
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Pemkot Ungkap Penyebab Banjir Kaligawe Lama Surut, Kini Prioritaskan Penanganan Warga Terdampak
Jawa Tengah
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
7 Fakta Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Nusa Penida yang Tuai Protes Warga
Jawa Timur
Inflasi di Jateng Naik 0,40 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Lonjakan Harga Emas, Telur, dan Cabai
Inflasi di Jateng Naik 0,40 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Lonjakan Harga Emas, Telur, dan Cabai
Jawa Tengah
Gusti Purbaya, Kandidat Kuat Pengganti Mendiang Pakubuwono XIII
Gusti Purbaya, Kandidat Kuat Pengganti Mendiang Pakubuwono XIII
Jawa Tengah
Bagikan artikel ini melalui
Oke