Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal 7 Pemain Naturalisasi, Malaysia Bisa Turun 10 Peringkat di Ranking FIFA

Kompas.com - 30/09/2025, 14:00 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - FIFA resmi menjatuhkan sanksi pengurangan tiga poin kepada Afrika Selatan dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Afrika.

Hukuman tersebut diberikan karena tim berjuluk Bafana Bafana itu menurunkan pemain yang tidak memenuhi syarat saat melawan Lesotho pada 21 Maret 2025.

FIFA menilai Afrika Selatan telah melanggar aturan terkait pendaftaran dan kelayakan pemain. Akibatnya, hasil pertandingan tersebut tidak diakui dan tim kehilangan tiga poin penting di klasemen.

Baca juga: Skandal Naturalisasi Disebut Bisa Jadi Aib Sepak Bola Malaysia

Sanksi ini jelas berpotensi merusak peluang Afrika Selatan untuk melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026.

Langkah tegas FIFA ini menjadi sinyal bahwa setiap federasi harus memastikan administrasi pemain sepenuhnya sesuai regulasi internasional.

Apakah Malaysia Bisa Mengalami Nasib Serupa?

Kasus serupa kini menimpa Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). FAM dituduh melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) terkait dugaan pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi agar bisa memperkuat timnas dalam ajang resmi.

Ketujuh pemain tersebut adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.

Mereka ikut memperkuat Malaysia saat mengalahkan Vietnam 4-0 di Kualifikasi Piala Asia 2027, Juni 2025 lalu.

Baca juga: Indonesia Dikaitkan dengan Skandal Naturalisasi Malaysia, Ketua KOI: Jangan Terprovokasi

Meskipun pertandingan tersebut berada di bawah yurisdiksi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), federasi itu belum memutuskan apakah hasil laga Malaysia vs Vietnam akan dibatalkan. AFC menyatakan tengah menunggu hasil investigasi lengkap FIFA sebelum mengambil keputusan lanjutan.

“AFC menyadari keseriusan masalah ini dan potensi dampaknya terhadap kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan oleh AFC. AFC akan melakukan tinjauan mendalam terhadap situasi ini sesuai dengan peraturan yang berlaku setelah proses FIFA selesai sepenuhnya,” demikian pernyataan resmi AFC.

Bagaimana Dampaknya terhadap Ranking FIFA Malaysia?

FIFA telah resmi menghukum FAM dan tujuh pemain naturalisasi tersebut pada 26 September 2025. Hukuman itu dipicu oleh pelanggaran Pasal 22 FDC tentang pemalsuan dokumen.

Hingga kini, Malaysia menempati peringkat 123 dunia dalam daftar ranking FIFA. Namun, jika FIFA memutuskan mencabut seluruh poin dari pertandingan yang melibatkan pemain bermasalah, posisi Malaysia bisa anjlok drastis.

Baca juga: Imbas Sanksi FIFA, JDT Coret 3 Pemain Timnas Malaysia Hadapi Klub Jepang

Dalam enam laga terakhir melawan Nepal, Vietnam, Palestina, Singapura, serta dua kali menghadapi Cape Verde Malaysia selalu menurunkan minimal satu pemain naturalisasi yang kini dihukum.

Dari enam pertandingan tersebut, Malaysia mencatat empat kemenangan, satu imbang, dan satu kekalahan, menghasilkan total 33,19 poin ranking FIFA.

Apabila poin itu dicabut, Malaysia bisa kehilangan sekitar 10 posisi, turun dari peringkat 123 ke 133 dunia.

Saat ini, Indonesia berada di posisi 119 ranking FIFA, unggul tipis dengan selisih 9,71 poin dari Malaysia.

Jika Malaysia kehilangan poin karena sanksi FIFA, Indonesia berpeluang memperlebar jarak bahkan naik peringkat, tergantung hasil laga selanjutnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunTangerang.com dan Kompas.com dengan judul "FIFA Batalkan Kemenangan Afrika Selatan, Bagaimana dengan Malaysia?".

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau