KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir, warga Gaza merasakan secercah harapan adanya gencatan senjata.
Hal ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan kepada Israel untuk menghentikan serangan udara di Gaza.
Asap masih terlihat di atas Kota Gaza pada Sabtu (4/10/2025), namun suasana berubah ketika Hamas menyatakan siap membebaskan sandera sesuai rencana gencatan senjata yang diajukan Trump.
"Saya yakin mereka siap untuk perdamaian abadi. Israel harus segera menghentikan pengeboman Gaza, agar kita dapat membebaskan para sandera dengan aman dan cepat!" tulis Trump di Truth Social.
Baca juga: Israel Cegat Global Sumud Flotilla Menuju Gaza, Ratusan Aktivis Ditahan dan 4 Dideportasi
Bagi sebagian warga Gaza, seruan Trump menumbuhkan harapan baru.
"Pengumuman Trump sangat mengejutkan saya, karena beliau selalu bias terhadap Israel," ujar Jamila Al Sayyid (24), warga lingkungan Zeitun, Kota Gaza.
Meski pengeboman belum sepenuhnya berhenti, Jamila mengaku tetap senang dengan keputusannya bertahan di pusat kota.
"Yang terpenting adalah gencatan senjata Gaza akan berlaku dan para tahanan Israel akan dibebaskan, karena mereka hanyalah dalih bagi Israel untuk melanjutkan pendudukannya," lanjutnya.
Sementara itu, Sami Adas (50) yang tinggal di tenda bersama keluarganya juga menyambut baik kemungkinan gencatan senjata.
"Hal terbaiknya adalah Presiden Trump sendiri yang mengumumkan gencatan senjata, dan Netanyahu tidak akan bisa lolos kali ini," ujarnya.
Menurutnya, hanya Trump yang dapat menekan Israel. "Presiden AS adalah satu-satunya yang dapat memaksa Israel untuk patuh," tambahnya.
Baca juga: Armada Bantuan Gaza Dicegat Israel, Aktivis Pertama Dideportasi
Di tengah optimisme, sebagian warga tetap diliputi keraguan. Mahmud Abu Shamala (49), pengungsi di Al-Mawasi, menyebut rencana ini sebagai mimpi yang sudah lama ia tunggu.
Namun, ia masih ragu Israel akan mematuhinya setelah Hamas membebaskan sandera.
Abu Hussein Labad, pengungsi dari kamp Jabalia, juga berharap perang segera berakhir.
"Saya terluka, dan sampai hari ini saya tidak bisa bergerak. Situasinya tak tertahankan. Insya Allah, perang akan berakhir dan kami dapat kembali ke rumah kami yang hancur," ungkapnya.
Baca juga: Pemogokan Umum Lumpuhkan Italia, Ribuan Warga Demo Dukung Gaza