“Ia tumbuh besar di luar negeri, senang mempelajari teknik enkripsi sejak usia muda, dan memiliki setidaknya satu anak saat bertugas di luar negeri,” tulis media tersebut.
Dalam wawancara itu, Metreweli mengungkapkan bahwa dirinya memang sejak lama ingin menjadi mata-mata.
“Ketika Anda memutuskan menjadi agen, Anda harus membuat ribuan kalkulasi berbasis risiko tanpa tahu bagaimana seharusnya menanggapinya secara emosional,” katanya.
“Ironisnya, situasi semacam itu menjadi wilayah tanpa etiket. Di tempat seperti itulah perempuan sangat ahli menemukan titik temu. Kami adalah pihak-pihak yang berada di ambang batas,” ujarnya lagi.
Baca juga: Rusia Penjarakan Pria di Crimea 15 Tahun karena Jadi Mata-mata Ukraina
Dengan latar belakang yang kuat dan pengalaman luas, Metreweli dipandang sebagai figur yang tepat untuk membawa MI6 menghadapi tantangan global di era digital saat ini.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini