Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CNBM Dukung Industri Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

Kompas.com - 02/09/2025, 18:08 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Grup industri bahan bangunan terintegrasi terbesar di dunia, China National Building Material Group (CNBM), menyatakan siap berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia.

Langkah ini ditujukan untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045 sekaligus Visi ASEAN 2045.

Komitmen tersebut sejalan dengan misi perusahaan, yaitu “Material Unggul, Dunia Maju”.

"CNBM akan terus mengoptimalkan keunggulannya di bidang teknologi, industri, dan investasi untuk berkontribusi dalam pembangunan sosial ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia," ujar Chairman CNBM, Zhou Yuxian, dalam Konferensi Promosi dan Pameran Inovasi di Jakarta, Jumat (29/8/2025).

Dalam forum ini, CNBM menegaskan kembali perjalanan kemitraan strategis bersama ASEAN yang telah terjalin selama 35 tahun, berlandaskan prinsip saling percaya dan manfaat bersama. Pada kesempatan yang sama, CNBM dan sejumlah afiliasinya menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan lima mitra strategis.

CNBM juga memperkenalkan solusi komprehensif untuk material dasar maupun material baru “113N”, serta sistem penyimpanan energi fotovoltaik—teknologi yang mengubah sinar matahari menjadi listrik.

Baca juga: Plana Gunakan Mesin Ramah Lingkungan untuk Produksi Material Pengganti Kayu

"(CNBM juga memperkenalkan) solusi pengembangan sumber daya mineral sebagai bentuk dukungan terhadap visi pembangunan nasional Indonesia, penguatan industri hijau, serta modernisasi industri dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan," tambah Yuxian.

Selain itu, anak perusahaan utama CNBM, Sinoma, meluncurkan empat inovasi teknologi terbaru yang diproyeksikan memperkuat rantai pasok industri konstruksi dan energi Indonesia.

Dalam rangkaian acara tersebut, CNBM juga menggelar Pameran Inovasi yang menampilkan berbagai produk unggulan di bidang material dasar, material baru, layanan rekayasa teknik, serta perdagangan dan logistik.

Sebanyak 10 anak perusahaan CNBM berpartisipasi, menghadirkan beragam produk inovatif. Mitra bisnis yang hadir memberi apresiasi atas pencapaian teknologi sekaligus komitmen CNBM pada konsep pembangunan berkelanjutan.

Diketahui, CNBM berfokus pada bahan bangunan dasar, material baru, layanan rekayasa teknik, serta perdagangan dan logistik. Perusahaan ini menduduki peringkat ke-351 dalam daftar Fortune Global 500 dan dikenal sebagai salah satu penyedia layanan material baru terpadu terkemuka di dunia.

Adapun anak usaha CNBM, Sinoma, yang terdaftar di Shanghai Stock Exchange, berpengalaman panjang dalam proyek EPC (engineering-procurement-construction), khususnya pabrik semen dan proyek industri berskala besar. Sejak 2008, Sinoma secara konsisten menempati peringkat pertama global dalam skala bisnis EPC semen.

Di Indonesia, PT Sinoma Development Indonesia berdiri pada 2013 di Jakarta. Perusahaan ini bergerak di bidang kontraktor proyek EPC dan O&M untuk pabrik semen, pabrik gula, pertambangan mineral non-logam, pembangkit listrik, hingga jetty.

Baca juga: BRIN Kembangkan Material Sel Surya Ramah Lingkungan Bebas Timbal

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau