DEPOK, KOMPAS.com – Satlantas Polres Metro Depok mengimbau pengendara menggunakan jalan alternatif menyusul adanya galian proyek relokasi kabel udara ke bawah tanah di Jalan Kartini, Kota Depok, Senin (25/8/2025).
Kanit Turjawali Polres Metro Depok, AKP Elni Fitri, menyarankan agar pengendara mengalihkan rute, khususnya pada jam sibuk.
“Diimbau masyarakat untuk mencari alternatif lain seperti lewat KSU atau lewat Cilodong ke arah kecamatan atau Raden Saleh,” ucap Fitri saat dikonfirmasi, Senin.
Menurutnya, langkah ini penting demi meminimalisir kemacetan parah di Jalan Kartini selama pengerjaan proyek yang ditargetkan rampung pada Desember 2025.
Baca juga: Dua Jalan di Depok Akan Bebas Kabel Udara pada Akhir 2025
Polres Metro Depok juga terus menekankan agar pengerjaan teknis proyek tidak memakan badan jalan.
“Sebelum pekerjaan sudah kita lakukan edukasi teknik pekerjaan untuk tidak memakan badan jalan, karena memang Jalan Kartini kecil,” jelas Fitri.
Selain itu, pengaturan lalu lintas dilakukan secara rutin dengan menurunkan delapan personel di beberapa titik sepanjang Jalan Kartini.
“Pelaksanaan atur lalu lintas, baik pagi maupun sore hari oleh rekan Satlantas kita selalu coba urai kemacetan,” imbuh Fitri.
Baca juga: Pemkot Depok Gelar Job Fair 26-27 Agustus 2025, Simak Cara Daftarnya
Sebelumnya, Pemkot Depok meluncurkan program relokasi kabel udara ke bawah tanah di Jalan Kartini dan Jalan Pemuda, Pancoran Mas. Proyek berlangsung pada periode Agustus–Desember 2025 dengan target kedua ruas jalan bebas dari kabel udara.
Kepala Dinas PUPR Kota Depok, Citra Indah Yulianty, menjelaskan relokasi kabel ini merupakan bagian dari penataan ulang jaringan utilitas agar lebih rapi, aman, dan tidak mengganggu aktivitas lalu lintas.
“Selain meminimalkan potensi gangguan akibat kabel melintang di udara, langkah ini juga bertujuan memperindah wajah kota,” ungkap Citra, dikutip dari situs resmi Pemkot Depok.
Baca juga: Pemkot Depok Berencana Revitalisasi Situ Sidamukti dan Situ Cilodong
Proyek ini menggunakan sistem galian sedalam 1,5 meter, dilakukan secara bertahap setiap 200 meter lalu ditutup kembali sebelum berlanjut ke titik berikutnya.
Adi, Manager Marketing Director PT Pragata Makmur Persada, menambahkan proses galian ditargetkan selesai dalam dua bulan, dilanjutkan dengan pemasangan kabel bawah tanah.
“Kami targetkan dua bulan untuk galian, setelah itu dilanjutkan pemasangan kabel bawah tanah,” jelas Adi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini