Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Arsjad Rasjid: Pertumbuhan Ekonomi Tak Bernilai Tanpa Kemanusiaan

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengusaha dan Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Penataan Akustik Dewan Masjid Indonesia (DMI), Arsjad Rasjid, menyerukan perlunya membangun sistem ekonomi global yang lebih manusiawi.

Maksudnya, ekonomi yang tumbuh dari nilai dan empati, bukan semata angka.

Arsjad hadir mewakili Indonesia dalam International Meeting for Peace yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’Egidio.

Forum lintas iman tersebut diikuti lebih dari 10.000 peserta dari berbagai negara. Dari Indonesia turut hadir mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Agama Nasaruddin Umar.

“Tanpa perdamaian, tidak ada kemakmuran. Dan tanpa kemanusiaan, ekonomi kehilangan arah,” ujar Arsjad dalam pidatonya bertajuk A More Human Economy, dikutip pada Kamis (30/10/2025).

Arsjad menilai, praktik ekonomi modern terlalu sering diukur dari indikator makro seperti pertumbuhan dan investasi, namun lupa pada dimensi moral dan sosial.

Ia mengingatkan bahwa iman dan spiritualitas dapat menjadi kekuatan sosial untuk membangun kesejahteraan bersama.

“Nilai iman tidak seharusnya berhenti di ruang ibadah,” katanya.

“Spiritualitas bisa menggerakkan masyarakat untuk saling menolong dan tumbuh bersama," imbuh dia.

Dalam konteks itu, Arsjad menyoroti potensi masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi.

Menurutnya, tempat ibadah dapat berperan lebih dari sekadar ruang spiritual, menjadi wadah belajar, berwirausaha, dan memperkuat kemandirian masyarakat.

“Ketika iman diwujudkan lewat kerja nyata, ia menumbuhkan harapan. Pertumbuhan sejati bukan soal menambah angka, tapi memperkuat martabat manusia,” ujarnya.

Arsjad juga menyoroti pentingnya investasi sosial jangka panjang, terutama dalam bidang gizi dan kesehatan anak. Ia menilai akses terhadap gizi seharusnya menjadi hak dasar, bukan sekadar program kebijakan.

“Menjaga masa depan dimulai dari menjaga anak-anak hari ini. Memberi mereka hak untuk tumbuh sehat adalah bentuk paling dasar dari keadilan sosial,” ucapnya.

Menurut Arsjad, kegagalan negara dalam menjamin hak dasar anak berarti kehilangan potensi besar masa depan ekonomi bangsa.

Ia mengajak para pemimpin dunia untuk melihat pembangunan manusia bukan sebagai beban fiskal, melainkan pondasi bagi stabilitas dan produktivitas ekonomi jangka panjang.

Pesan yang dibawa Arsjad di Roma mencerminkan peran baru Indonesia dalam diplomasi ekonomi global, sebagai negara yang tidak hanya menonjolkan pertumbuhan, tetapi juga menawarkan paradigma ekonomi yang berakar pada nilai kemanusiaan.

Pesan tersebut memperkuat citra Indonesia sebagai jembatan antara nilai iman, kemanusiaan, dan ekonomi berkeadilan sosial.

https://money.kompas.com/read/2025/10/30/234848526/arsjad-rasjid-pertumbuhan-ekonomi-tak-bernilai-tanpa-kemanusiaan

Terkini Lainnya

Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
Bagikan artikel ini melalui
Oke