Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Co-Firing hingga EBT, Strategi PLN IP Kurangi Emisi dan Tambah Kapasitas Listrik

Kompas.com - 14/03/2025, 15:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PLN Indonesia Power (PLN IP) terus mengakselerasi transisi energi dengan menerapkan strategi berbasis energi baru terbarukan (EBT) dan teknologi co-firing. Langkah ini bertujuan untuk menekan emisi karbon sekaligus meningkatkan kapasitas listrik guna memenuhi kebutuhan nasional yang terus berkembang.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menegaskan bahwa pemanfaatan EBT dan co-firing menjadi bagian dari upaya strategis perusahaan dalam mendukung target net zero emission pada 2060.

“PLN IP berkomitmen untuk mempercepat penggunaan energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada batu bara melalui skema co-firing dan proyek EBT berskala besar,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (14/3/2025).

Baca juga: Migas Masih Jadi Kunci Stabilitas Ekonomi saat Tantangan EBT Belum Sepenuhnya Teratasi

Optimalisasi Co-Firing untuk Transisi Energi

Salah satu langkah konkret PLN IP dalam menurunkan emisi karbon adalah penerapan skema co-firing, yakni mencampur biomassa dengan batu bara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Teknologi ini memungkinkan pengurangan penggunaan batu bara secara bertahap, tanpa harus membangun pembangkit baru dari nol.

Dengan implementasi co-firing, PLN IP dapat mengurangi jejak karbon secara signifikan, sekaligus menjaga pasokan listrik tetap stabil.

Strategi ini diterapkan di beberapa pembangkit besar yang berkontribusi terhadap tambahan daya listrik nasional.

Baca juga: PLN IP Target Kapasitas Listrik EBT Tambah 2,4 GWh hingga 2035

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau