Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Ingatkan Kehati-hatian Hadapi Kebijakan Perang Dagang AS-China

Kompas.com - 10/06/2025, 15:13 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Bidang Hilirisasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Tony Wenas menyatakan bahwa penting untuk menanggapi dengan hati-hati terkait potensi kebijakan tarif baru menyusul pembicaraan antara Amerika Serikat dan China.

“Sedapat mungkin kebijakan tarif itu bisa ditinjau berulang-ulang. Yang Amerika Serikat, Indonesia sudah memberikan beberapa tawaran, apa yang bisa dikerjasamakan, dan lain sebagainya,” kata Tony saat ditemui di Jakarta, Selasa (910/6/2025).

Tony, yang juga Direktur Utama PT Freeport Indonesia itu mengatakan, kebijakan baru yang mungkin dapat terjadi menyusul pertemuan AS-China pasti akan berdampak ke berbagai sektor strategis seperti industri pertambangan.

Baca juga: 7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump.

“Tapi dampaknya terhadap sektor tambang, ya pasti akan ada dampaknya kalau tarif itu dikenakan, baik kepada China maupun kepada Indonesia dan juga, karena produk turunannya akan sangat terpengaruh,” ujar dia.

“Misalnya ada tembaga, contohnya banyak dijual ke China, nanti kemudian kalau China kemudian mau ekspor ke Amerika, tarifnya tinggi dan lain sebagainya, tentu pasarnya akan terpengaruh. Jadi sekecil apapun juga pasti akan terpengaruh,” tambah dia.

Sebelumnya, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, pada Senin, mengatakan bahwa AS dan China bertemu di London untuk membahas perdagangan.

Menurut laporan Bloomberg, negosiasi tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga Senin malam dan mungkin berlanjut hingga Selasa ini.

“Sungguh, tujuan pertemuan hari ini adalah untuk memastikan bahwa mereka serius — benar-benar mendapatkan jabat tangan dari (Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer), tiga negosiator utama perdagangan kami, dan menyelesaikan ini,” kata Hassett kepada CNBC.

Washington memperkirakan bahwa setelah pembicaraan selesai dan masalah pembatasan perdagangan diselesaikan, kedua pihak akan “kembali membahas hal-hal yang lebih kecil,” ujar Hassett yang juga penasihat ekonomi.

Sebelumnya pada 6 Juni, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Bessent, Lutnick, dan Greer akan bertemu dengan delegasi China di London pada 9 Juni 2025 untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan antara kedua negara.

Pada Sabtu (7/6), Kementerian Perdagangan China mengumumkan kesiapan untuk memperkuat dialog dengan negara lain tentang kontrol ekspor unsur rare earth.

Baca juga: Kala Donald Trump Dijuluki TACO Trade...

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
Karier
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Ekbis
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Ekbis
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
Ekbis
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Ekbis
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Industri
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
Industri
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekbis
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Ekbis
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Industri
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Keuangan
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Ekbis
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Belanja
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Ekbis
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau