Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UMKM Gula Aren Mahorahora, Manfaatkan Shopee Berdayakan Penderes Nira

Kompas.com - 15/08/2025, 17:19 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Niat yang murni untuk membantu kerap kali membuahkan manfaat yang lebih besar. Hal itu pula yang dirasakan oleh UMKM produk gula aren dengan jenama Mahorahora lima tahun belakangan.

Bermula dari niat untuk membantu para penderes nira di Sukabumi, Jawa Barat yang kesulitan mencari pembeli, bisnis yang dirintis seorang mantan pegawai bank dari garasi rumah ini telah membawa banyak manfaat kesehatan dan sosial kepada masyarakat.

CEO dan pendiri Mahorahora Bumi Nusantara Slamet Sudijono mengatakan, saat ini Mahorahora telah memiliki pabrik yang beroperasi di Sukabumi dengan 30 karyawan, 10 karyawan kantor, dan 500 penderes aren.

Baca juga: Pala Nusantara, UMKM Jam Tangan Kayu yang Lekat dengan Budaya dan Keberlanjutan

Produk-produk gula aren organik yang diproduksi oleh Mahorahora.DOK. MAHORAHORA Produk-produk gula aren organik yang diproduksi oleh Mahorahora.

Bisnis gula aren Mahorahora bermula pada 2020 ketika Slamet berbincang dengan kawan lama yang sudah tidak bertemu selama 25 tahun.

Salah satu hal yang menjadi sorotan dari pertemuan tersebut adalah cerita tentang petani gula aren di kawasan Sukabumi yang berniat berhenti menjadi petani karena tidak dapat menemukan pembeli dari produk yang dihasilkan.

"Wah menarik juga tuh cerita yang kemarin ya. Gimana kalau kita coba bantu jual. Kalau mereka petani itu kan tinggalnya di gunung. Mereka tidak bisa buka Shopee. Kalaupun bisa buka tidak ada yang pick-up kan," ujar Slamet ketika ditemui di kantor Mahorahora, Kamis (14/8/2025).

Usai perbincangan itu, Slamet mencoba mengambil gula aren sebanyak 50 kilogram untuk kemudian dikemas ulang dan dijual di Shopee.

Baca juga: Cerita UMKM Pala Nusantara, Pionir Jam Tangan Kayu: Aktif Ikut Kompetisi demi Perluas Jangkauan

"Ternyata sebulan habis. nah jadi waktu itu kami putuskan gitu ya. Namanya (brand) tuh sesuatu yang ada kata murninya," imbuh dia.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 3 November 2025: UBS dan Galeri24 Turun Lagi
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 3 November 2025: UBS dan Galeri24 Turun Lagi
Belanja
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau