Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pemilik Saham Perusahaan Pembuat Pagar Beton di Laut Cilincing?

Kompas.com - 12/09/2025, 20:07 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah tanggul berbentuk pagar beton sepanjang sekitar 2–3 kilometer kini terlihat membentang panjang di pesisir Cilincing, Jakarta Utara. Rekaman pembangunan tanggul tersebut sempat ramai dibagikan di media sosial.

Kemunculan pagar Laut Cilincing itu memicu keluhan dari sejumlah nelayan setempat. Mereka mengaku kesulitan mencari ikan karena aktivitas melaut menjadi terhambat.

"Tanggul beton nih di Pesisir Cilincing, menyulitkan nelayan pesisir untuk melintas. Ini kurang lebih ada 2-3 kilometer panjangnya. Jadi awalnya perlintasan nelayan sehingga kesulitan mencari ikan karena harus memutar jauh dengan adanya tanggul beton ini," kata seseorang dalam video di akun @cilincinginfo.

Terkait hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menegaskan bahwa proyek tersebut bukan berada di bawah kewenangan mereka.

Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan pembangunan tanggul di Cilincing telah memiliki dasar hukum yang jelas, setelah sebelumnya dikabarkan bahwa proyek pagar beton laut itu tak berizin.

Baca juga: Siapa Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo?

Proyek pagar beton Laut Cilincing tersebut, menurut KKP, sudah mengantongi persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut (PKKPRL).

Pemilik perusahaan pagar Laut Cilincing

Untuk diketahui, pemilik pagar beton Laut Cilincing adalah PT Karya Citra Nusantara (KCN), perusahaan yang juga pemilik pelabuhan curah Marunda, di Jakarta Utara.

Pagar Laut Cilincing yang baru-baru ini viral merupakan bagian dari pengembangan Pelabuhan Marunda. Pembangunan pelabuhan ini sudah dilakukan sejak 2013 untuk tiga dermaga curah (tier).

Sesuai rencana, ketiga dermaga seharusnya rampung pada 2023. Namun pembangunannya masih molor sampai sekarang karena masalah sengketa perebutan saham PT KCN.

Mengutip situs resmi perusahaan, PT KCN merupakan anak usaha PT Karya Teknik Utama (KTU), sebuah perusahaan swasta galangan kapal dan penyedia jasa angkut kapal yang berbasis di Batam, Kepulaun Riau.

Baca juga: Siapa Pemilik Minimarket Circle K di Indonesia?

PT KTU mengempit saham sebesar 85 persen saham PT KCN atau sebagai pengendali saham. Sementara 15 persen sisa saham di PT KCN dikuasai PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN).

Namun demikian, kepemilikan saham mayoritas PT KTU di PT KCN masih jadi sengketa sampai hari ini. PT KCN sendiri awalnya dibentuk sebagai perusahaan patungan antara PT KBN dan PT KTU untuk menggarap proyek Pelabuhan Curah Marunda.

Pada awal perjanjian, struktur kepemilikan saham ditetapkan sebesar 15 persen untuk PT KBN dan 85 persen untuk PT KTU, dengan persetujuan Kementerian BUMN serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sebagai pemegang saham paling besar, PT KTU diminta menyediakan seluruh dana investasi untuk pembangunan pelabuhan. Sementara PT KBN menyetor modal dalam bentuk aset lahan.

Namun, situasi berubah pada 2012. Setelah pergantian direksi di tubuh PT KBN, muncul kesepakatan untuk mengubah komposisi saham menjadi seimbang, yakni 50:50 dari direksi baru.

Halaman:


Terkini Lainnya
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Ekbis
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Cuan
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Energi
Laba Bersih DATA  Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Laba Bersih DATA Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Cuan
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Cuan
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Keuangan
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Keuangan
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Ekbis
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
Ekbis
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau