Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perluas Akses Pasar, Mendag Sebut Perjanjian Dagang Bebas dengan Rusia dan Afrika Siap Diteken

Kompas.com - 29/09/2025, 15:41 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia terus memperluas pasar global dengan menggencarkan penandatanganan perjanjian dagang strategis di berbagai kawasan dunia.

Sejumlah kesepakatan besar dengan Rusia, Tunisia, hingga Afrika Selatan dipastikan segera terealisasi paling lambat di tahun ini dan tahun depan.

Target itu setelah Indonesia menyepakati dua perjanjian dagang, yaitu Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) dan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-Canada CEPA).

Baca juga: Ekspor Indonesia Ditarget Naik 2 Kali Lipat lewat Perdagangan Bebas dengan Kanada

Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, mengatakan bahwa pada Desember 2025, Indonesia dijadwalkan menandatangani Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Eurasian Economic Union (I–EAEU FTA) di Rusia.

Kesepakatan ini diharapkan membuka akses pasar yang lebih luas ke negara-negara anggota blok Eurasia.

“Jadi banyak yang kita lakukan tahun ini untuk memperluas akses pasar kita. Dan mungkin Desember (2025) kita juga akan menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Eurasian itu, kemungkinan ya di Rusia, awal Desember,” ujar Budi saat konferensi pers di Jakarta, Senin (29/9/2025).

Kesepakatan dagang dengan Tunisia atau Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) juga rampung dibahas, tinggal menunggu waktu penandatanganan resmi.

“Nah tapi menunggu juga waktunya, tapi secara, itu sudah selesai cuma karena belum ketemu waktunya untuk menandatangani perjanjiannya,” paparnya.

Adapun, per 11 Agustus 2025 lalu, Indonesia sudah menandatangani perjanjian perdagangan antara Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA).

Tahun depan, pemerintah akan mengalihkan fokus ke kawasan Amerika Selatan dengan melanjutkan perundingan bersama blok Mercosur yang beranggotakan Brasil, Argentina, Uruguay, dan Paraguay.

“Nah kemudian kita tahun depan akan fokus ke Mercosur, kemarin tanggal 25 September itu sudah kita mulai ya perundingannya dengan anggota Mercosur, yakni Brasil, Argentina, Uruguay, dan Paraguay. Ini kita mulai,” beber Mendag.

Tidak berhenti di situ, Indonesia juga membidik Benua Afrika sebagai pasar potensial baru.

Setelah melakukan penjajakan, pemerintah membuka peluang untuk lebih dulu menjalin perjanjian bilateral dengan Afrika Selatan sebagai pintu masuk kerjasama dengan negara-negara Afrika lainnya.

“Bunuh Afrika sebenarnya sudah lama kita mulai perjanjian, cuman mereka juga maunya kan kawasan. Kawasan itu kan juga agak lama. Nah kita coba bisa nggak kalau dimulai dengan bilateral. Nah kemarin Bapak Dirjen sudah ketemu juga dengan delegasi di Afrika Selatan dan mereka bersedia,” lanjut Budi.

“Jadi tahun depan, mudah-mudahan bisa kita mulai perjanjian Indonesia dengan Afrika Selatan dulu. Ini untuk memancing supaya negara-negara Afrika yang lainnya itu bisa melakukan perjanjian dengan kita. Jadi itu salah satu yang kita lakukan,” katanya.

Langkah agresif ini diyakini akan memperkuat posisi Indonesia di rantai perdagangan global sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional.

Pemerintah menargetkan ekspor nasional bisa tumbuh lebih tinggi melalui diversifikasi pasar ke berbagai kawasan baru.

Baca juga: Perdagangan Bebas Indonesia-Kanada Berlaku, Tarif 0 Persen untuk Tekstil sampai Walet

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau