Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IFC dan Standard Chartered Dorong Permodalan Swasta di Sektor Air dan Limbah

Kompas.com - 12/10/2025, 09:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor air dan limbah di Indonesia mulai dilirik sebagai ladang investasi hijau, dengan kebutuhan pembiayaan yang besar namun peluang imbal hasil jangka panjang yang semakin menjanjikan.

Dalam pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025, Standard Chartered Indonesia dan International Finance Corporation (IFC), mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi kesenjangan permodalan yang selama ini membatasi laju pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

Lewat forum bertajuk Financing the Future: Green Investment in Indonesia’s Water & Waste Sectors, kedua institusi menghadirkan perwakilan pemerintah, investor, dan pelaku industri untuk membahas bagaimana pembiayaan campuran (blended finance), obligasi hijau, dan mekanisme transisi dapat menjembatani kebutuhan pendanaan yang belum terpenuhi di sektor ini.

Baca juga: Standard Chartered Indonesia Raih Predikat Highly Commended Best Wealth Manager 2025

Ilustrasi ekonomi hijau. SHUTTERSTOCK/U-STUDIOGRAPHY DD59 Ilustrasi ekonomi hijau.

"Perjalanan menuju ekonomi rendah karbon dan tangguh membutuhkan skala, inovasi, dan kolaborasi,” kata Donny Donosepoetro, CEO Standard Chartered Indonesia dalam siaran pers, Minggu (12/10/2025).

“Dengan membuka akses terhadap modal swasta, kita dapat memastikan bahwa transisi hijau Indonesia membawa dampak ekonomi dan sosial yang nyata," imbuhnya.

Kesenjangan investasi jadi peluang kolaboratif 

Mengacu pada RPJMN 2025–2029, kebutuhan pembiayaan infrastruktur Indonesia diperkirakan mencapai 625 miliar dollar AS atau sekitar Rp 10.000 triliun. Namun hanya sekitar 60% dari jumlah tersebut yang bisa ditanggung APBN dan APBD.

Sisanya, atau lebih dari Rp 4.000 triliun, menjadi potensi besar bagi sektor swasta untuk masuk, termasuk melalui skema kemitraan publik-swasta (PPP) dan instrumen pembiayaan hijau.

Baca juga: Allianz Global Investors dan Standard Chartered Kerja Sama Distribusi Reksa Dana

“Investasi sektor air dan limbah bukan hanya soal pembangunan fisik. Ini tentang menciptakan ekosistem kolaboratif antara pemerintah, perbankan, investor, dan masyarakat,” ungkap Rizki Hasan, CEO Indonesia Infrastructure Finance.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau