JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah percepatan transisi energi bersih, Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) menegaskan bahwa manajemen risiko bukan hanya alat perlindungan bisnis, melainkan juga kunci untuk mengubah tantangan menjadi peluang ekonomi.
“Sebagus apa pun sistem dan infrastruktur yang kita bangun, semuanya kembali pada people. Karena itu, membangun risk culture menjadi kunci agar setiap individu memahami perannya dalam menjaga keberlanjutan bisnis,” ujar Direktur Manajemen Risiko Pertamina NRE, Iin Febrian, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (27/10/2025).
Pertamina NRE mengusung semangat Turning Green into Gold pada ajang Risk Management Forum 2025, yang menjadi wadah kolaborasi lintas fungsi untuk memperkuat budaya manajemen risiko sekaligus mempercepat transformasi energi bersih.
Tahun ini menjadi penyelenggaraan ke-10 forum di lingkup PT Pertamina (Persero) dan edisi ke-3 bagi Pertamina NRE.
Baca juga: MIND ID Rombak Direksi dan Komisaris, Putra Try Sutrisno Jadi Direktur Manajemen Risiko
Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Ahmad Siddik Badrudin mengatakan, manajemen risiko harus menjadi pagar strategi dalam setiap langkah bisnis.
“Setiap inisiatif harus bergerak dalam koridor risk appetite perusahaan, mengantisipasi potensi risiko, dan menyiapkan risk treatment yang tepat agar risiko terkelola dan nilai bisnis bertumbuh,” kata Ahmad Siddik.
Forum yang dibuka oleh Deputi Bidang Perencanaan BKPM Dedi Latip ini juga dihadiri perwakilan BUMN dan pemerintah, termasuk VP Manajemen Rantai Pasok Transmisi dan Distribusi PT PLN (Persero) I Gusti Made Aditya San Adinatha, serta Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Harris.
Baca juga: CEO Marsh McLennan Indonesia: Industri Manajemen Risiko di Indonesia Siap Bangkit Pascapandemi
Dalam kesempatan itu, Dedi Latip menyampaikan bahwa BKPM tengah menyinkronkan regulasi untuk mempercepat transisi menuju Net Zero Emission.
Menurutnya, Rancangan Undang-Undang Energi Terbarukan sudah hampir rampung dan diharapkan segera disahkan agar pembangunan energi bersih bisa berjalan lebih cepat.
“Indonesia punya potensi hidrogen, panas bumi, dan surya yang besar. Tugas kita memastikan potensi itu diimplementasikan, bukan sekadar dibicarakan,” ujar Dedi.
Melalui forum ini, sinergi antara pemerintah dan BUMN diharapkan semakin kuat untuk menjadikan energi hijau sebagai sumber nilai ekonomi baru. Dengan regulasi yang lebih pasti dan budaya manajemen risiko yang matang, potensi energi bersih di Indonesia berpeluang lebih cepat diwujudkan menjadi manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian nasional.
Baca juga: Pertamina NRE Dorong Industri Tekan Emisi Lewat Efisiensi Energi
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang