Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Perluasan Lahan Swasembada Gula Picu Konflik di Kawasan Hutan

Kompas.com - 28/10/2025, 20:28 WIB
Suparjo Ramalan ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Upaya pemerintah mengejar target swasembada gula pada 2026 memicu persoalan baru di lapangan. Perluasan lahan tebu yang terus dilakukan menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat.

Peneliti Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Danang Permadi mengatakan, dorongan swasembada membuat permintaan lahan baru meningkat pesat.

Pemerintah kini membuka area tanam di wilayah Perhutani dan kawasan hutan.

Baca juga: Petani Tebu Dukung Program BBM E10, Minta Jaminan Pasar Etanol dan Gula

Tanaman tebu mendominasi lahan perbukitan di kawasan hutan yang gundul di wilayah Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Kamis (3/8/2023)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Tanaman tebu mendominasi lahan perbukitan di kawasan hutan yang gundul di wilayah Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Kamis (3/8/2023)

Namun, langkah ekstensifikasi luas lahan justru kerap kali berbenturan dengan warga yang sudah lama menggarap lahan tersebut.

“Dalam program perluasan atau ekstensifikasi luas lahan tebu ini di lapang memang banyak hambatannya Bapak-Ibu. Khususnya terkait konflik di wilayah hutan ini juga masih sering terjadi,” ujar Danang saat sesi diskusi panel terkait outlook komoditas perkebunan yang digelar di Gedung Riset Perkebunan Nusantara, Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/10/2025).

Danang mengakui dalam pengalamannya mengawal program perluasan lahan tebu di kawasan perhutani, sering kali terjadi benturan dengan masyarakat atau petani yang mengelola hutan negara (pesanggem).

Karena itu, perlu langkah mitigasi sosial agar program perluasan berjalan tanpa konflik.

Baca juga: Anomali Regulasi dan Krisis Integrasi Industri Gula Nasional

Menurutnya, pemerintah dan pengelola lahan harus mampu membangun sinergi dengan masyarakat sekitar melalui pendekatan sosial yang tepat, sehingga proses ekstensifikasi tidak menimbulkan ketegangan di lapangan.

“Beberapa pengalaman saya begitu ya mengawal kesesuaian lahan untuk ekstensifikasi lahan tebu di kawasan perhutani itu juga sering terjadi mengalami banyak sekali benturan dengan masyarakat atau pesanggem di kawasan hutan,” paparnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Ekbis
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
Ekbis
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Ekbis
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
Ekbis
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Ekbis
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Ekbis
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Keuangan
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Ekbis
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Energi
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
Ekbis
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Ekbis
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Belanja
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Industri
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Keuangan
Penjualan Nikel Melonjak, PAM Mineral (NICL) Raup Pendapatan Rp 1,35 T
Penjualan Nikel Melonjak, PAM Mineral (NICL) Raup Pendapatan Rp 1,35 T
Energi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau