Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Asosiasi, Ini Penyebab Rendahnya Serapan Produksi Tebu Lokal

Kompas.com - 21/09/2025, 18:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com — Musim giling tebu tahun 2025 yang dimulai sejak Mei 2025 tidak memberikan dampak positif bagi petani tebu di berbagai daerah.

Meski produksi gula kristal putih (GKP) meningkat dan mendekati target swasembada gula konsumsi nasional, serapan pasar justru melemah.

“Stok GKP milik petani masih menumpuk karena pasar lesu. Setiap lelang gula sepi penawaran, menyebabkan harga tak menentu dan pendapatan petani terganggu,” kata Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Sunardi Edy Sukamto, dalam keterangan tertulis, Minggu (21/9/2025).

Baca juga: Tetes Tebu Menumpuk di Pabrik, Komisi IV DPR: Impor Etanol Harus Dihentikan

Ilustrasi gula. Batas konsumsi gula harian.Freepik/v.ivash Ilustrasi gula. Batas konsumsi gula harian.

Salah satu penyebab lemahnya serapan pasar adalah praktik penjualan langsung gula rafinasi ke pasar konsumsi, yang semestinya dilarang.

Gula rafinasi seharusnya hanya untuk kebutuhan industri makanan dan minuman.

Menghadapi situasi ini, beberapa langkah penyerapan telah dilakukan oleh berbagai pihak. PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), salah satu BUMN gula, turut melakukan penyerapan gula dari petani.

Selain itu, pemerintah melalui BUMN pangan Danantara telah mengalokasikan anggaran Rp 1,5 triliun, di mana Rp 900 miliar di antaranya ditujukan khusus untuk membeli 62.141 ton gula petani di bawah naungan PT SGN.

Baca juga: Proyeksi Produksi Gula Kristal Putih Sentuh 777,6 Ribu Ton Bulan Ini

Hingga pertengahan September 2025, baru sekitar 21.500 ton yang berhasil diserap.

Perusahaan lain seperti PT PIR (Gulavit) juga disebut konsisten menyerap gula petani, seperti tahun-tahun sebelumnya. Pedagang lokal di Jawa Timur turut ambil bagian melalui lelang rutin.

“Atas penyerapan yang telah dilakukan, kami menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya,” ujar Edy.

Namun, ia mengingatkan, realisasi serapan oleh BUMN pangan ID Food justru berjalan lamban, dan membuat pedagang enggan masuk ke pasar.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau