Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Sebut Sebagian Wilayah Industri Cikande Sudah Bebas Kontaminasi Radioaktif Cs-137

Kompas.com - 29/10/2025, 18:08 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Divisi Diplomasi dan Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cesium-137 (Cs-137), Bara Hasibuan, mengatakan bahwa sebagian Kawasan Industri Modern Cikande, Banten, sudah bebas dari kontaminasi Cs-137.

Dari 13 titik lokasi lapak besi yang terkontaminasi, sebanyak lima titik lokasi di antaranya sudah dinyatakan bersih dari zat radioaktif itu.

"Satgas terus bekerja melakukan dekontaminasi di 13 titik lokasi lapak besi terkontaminasi di Kawasan Industri Modern Cikande. Total 5 lokasi yang sudah didekontaminasi dan dinyatakan clean and clear," ujar Bara di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Kamis (29/10/2025).

Baca juga: 22 Pabrik di Cikande Tuntas Didekontaminasi, Diklaim Sudah Bebas Cs-137

Selain itu, dari 22 pabrik yang sebelumnya dinyatakan terkontaminasi, semuanya sudah mendapatkan proses dekontaminasi dan dinyatakan clean and clear.

"Beberapa lokasi telah dinyatakan bersih dan aman dengan laju dosis radiasi di bawah ambang batas aman," tegas Bara.

Untuk lokasi yang saat ini masih dalam proses dekontaminasi, sedang ditangani dengan metode cementing untuk memastikan tidak ada paparan radiasi ke lingkungan sekitar.

Bara bilang, total ada 426,8 ton material terkontaminasi telah dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara di pabrik PT. PMT dengan pengawasan ketat.

Pemindahan itu dilakukan untuk mencegah dan melokalisasi penyebaran kontaminasi.

Dekontaminasi kendaraan yang terpapar

Bara melanjutkan, Satgas telah memasang mesin Radiation Portal Monitor atau RTM di pintu keluar kawasan industri sejak 1 Oktober 2025.

Sampai dengan 28 Oktober, terdapat 35.186 kendaraan yang telah melalui RPM.

Dari pemantauan yang ada, terdeteksi 47 kendaraan terpapar Cs-137.

"Kendaraan tersebut langsung ditempatkan di lokasi khusus untuk selanjutnya dilakukan dekontaminasi," kata Bara.

"Namun perkembangan terbaru menunjukkan dalam seminggu terakhir tidak ditemukan satu pun kendaraan yang terdeteksi kontaminasi Cs-137. Ini menunjukkan situasi sudah benar-benar under control dan tidak ada penyebaran kontaminasi," katanya.

Warga Kampung Sadang, Desa Sukatani, Cikande, Serang mendapatkan bantuan saat direlokasi karena rumahnya berada di zona merah. Minggu (26/10/2025).KOMPAS.COM/RASYID RIDHO Warga Kampung Sadang, Desa Sukatani, Cikande, Serang mendapatkan bantuan saat direlokasi karena rumahnya berada di zona merah. Minggu (26/10/2025).
Sebagai informasi, kawasan industri Cikande di Provinsi Banten menjadi sorotan karena kontaminasi Cs-137 dari salah satu pabrik peleburan besi.

Asal mula kontaminasi terungkap setelah produk udang yang diproduksi oleh PT BMS di Cikande positif terpapar Cs-137.

Kontaminasi itu dilaporkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) yang memeriksa produk udang Indonesia yang diekspor ke AS.

Setelahnya, pemerintah langsung melakukan penelusuran asal mula kontaminasi dan mendapati paparan berasal dari pabrik peleburan baja di Cikande, yakni PT PMT.

Pabrik tersebut berada tidak jauh dari lokasi PT BMS yang memproduksi produk udang untuk ekspor ke Amerika.

Baca juga: Cikande Jadi Daerah Terpapar Radioaktif CS-137, Berawal dari Pengolahan Limbah Logam

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau