Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pastikan Program Etanol Tak Korbankan Kebutuhan Pangan Masyarakat

Kompas.com - 31/10/2025, 17:40 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) memastikan implementasi program etanol tidak akan mengorbankan kebutuhan pangan masyarakat, terutama tebu dan jagung.

Ada sejumlah komoditas perkebunan dan hortikultura di Tanah Air yang digadang-gadang menjadi bahan baku produksi etanol atau bioetanol, yakni tebu, jagung, singkong, hingga sagu.

Kemenko Pangan memastikan pasokan bahan baku utama seperti tebu dan jagung tetap aman, meski sebagian akan dialokasikan untuk produksi etanol.

Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kemenko Pangan, Widiastuti, mengatakan pemerintah masih melakukan perhitungan detail untuk memastikan kebutuhan bahan baku dalam mendukung target pencampuran bahan bakar nabati E10 dapat terpenuhi.

Baca juga: Bahlil Pastikan Penerapan E10 Dimulai 2027

Berbagai aspek tengah dikaji, termasuk produktivitas tebu dan jagung. Meski belum membawa data lengkap, Widiastuti menegaskan bahwa pemerintah terus mengejar peningkatan produksi agar target tersebut bisa dicapai tanpa mengganggu pasokan pangan masyarakat.

“Jadi perhitungannya saat ini kita akan lihat dari sisi produktivitas terlebih dahulu,” ujar Widiastuti usai gelaran Kick-off Meeting Kelompok Kerja (Pokja) Perbenihan Nasional dan Focus Group Discussion, Jakarta Pusat, Jumat (31/10/2025).

“Kemudian masih dilihat kan berarti harus ada yang dikejar untuk sisi bisa memenuhi dari E10 tersebut. Ini semua ada data tapi hari ini saya tidak membawa data tersebut. Tapi ini yang kita kejar,” paparnya.

Pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan pendukung, termasuk melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 dan 16 Tahun 2025, serta Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2025 tentang percepatan kawasan sembada pangan, energi, dan air nasional.

Kebijakan tersebut menjadi dasar percepatan peningkatan produktivitas pertanian, termasuk cetak sawah baru, penguatan sektor perikanan, serta perluasan perkebunan tebu dan jagung.

Menurutnya, saat ini fokus pemerintah berada pada tahap perbenihan agar peningkatan hasil produksi bisa tercapai sebelum implementasi E10.

“Untuk support saat ini kan kita akan bahas perbenihannya. Berarti harus ada yang di-push untuk hal tersebut,” bebernya.

Meski belum memaparkan data rinci mengenai proyeksi produksi, Widiastuti memastikan pemerintah bersama Kementerian ESDM terus bersinergi untuk menyeimbangkan kebutuhan industri energi dan pangan nasional.

Pemerintah memang menargetkan Indonesia tidak hanya menjadi negara swasembada pangan, tetapi juga mampu melakukan hilirisasi beberapa komoditas strategis di sektor perkebunan dan hortikultura. Hilirisasi diharapkan ikut mendorong target bauran energi berbasis biofuel tanpa menimbulkan gejolak di pasar pangan domestik.

Sebelumnya,  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat bahwa sagu dan singkong (cassava) merupakan bahan baku paling murah untuk produksi etanol, dibandingkan dengan jagung.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan sagu menempati posisi teratas dari sisi keekonomian bahan baku etanol saat ini.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekbis
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Ekbis
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
Ekbis
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Ekbis
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
Ekbis
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Ekbis
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Ekbis
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Keuangan
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Ekbis
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Energi
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
Ekbis
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Ekbis
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Belanja
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Industri
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Dana Kelolaan Reksa Dana Campuran BRI-MI Tembus Rp 2,32 Triliun
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau