JAKARTA, KOMPAS.com - Jalanan Ibu Kota Jakarta saat ini dipenuhi dengan mobil modern keluaran zaman sekarang. Namun ternyata tidak semua pemilik kendaraan memilih mobil dengan desain kekinian.
Seperti Muhammad Quraish atau yang akrab disapa Abud, ia memilih mobil bergaya retro yang betulnya tidak begitu lawas. Hanya saja mobil ini punya tampilan yang sangat unik.
Mobil itu adalah Toyota Will Vi. Mobil asal Jepang ini bukan sembarang Toyota. Diproduksi hanya dua tahun, dari 2000 hingga 2001, Will Vi kini menjadi salah satu model paling langka dari Toyota, bahkan di Indonesia, jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
Baca juga: Apakah Merawat Mobil Hybrid Lebih Rumit dari Mobil Bensin?
“Mobil ini dulu punya teman bokap gue, dia tangan pertama, gue tangan kedua,” kata Abud kepada Kompas.com.
Toyota Will ViAbud memakai Will Vi sejak tahun 2020. Bentuknya yang tidak lazim membuat Abud langsung jatuh hati meski sempat ragu di awal.
“First impression gue aneh sih, mobil apa nih. Bingung gue juga enggak tahu mobil dari merek apa. Karena emang gue suka mobil klasik, gue liat modelnya juga klasik, ternyata mobilnya masih muda tahun 2001 dan gue ambil saja, enggak pernah lihat sebelumnya di jalan," ujarnya.
Baru setelah membuka kap mesin dan melakukan pencarian di internet, Abud tahu bahwa mobil itu memang buatan Toyota, dibekali mesin 2NZ 1.300 cc sama seperti Toyota Yaris dan Vios generasi awal.
Toyota Will Vi“Bisa dibilang ini mbahnya Yaris. Mobil ini dulu memang proyek konsep Toyota buat nentuin arah desain Yaris ke depan," kata Abud.
Karena produksinya hanya dua tahun, jumlah Toyota Will Vi di dunia sangat terbatas sekitar 16.000 unit saja. Di Indonesia, menurut Abud, hanya ada dua unit, termasuk miliknya.
“Satu lagi warna silver, Kalau lo bawa ke acara otomotif, sudah pasti orang-orang pada patah leher lihatnya, karena pada bingung ini mobil apa," ucap Abud.
Namun, eksklusivitas itu datang dengan konsekuensi, salah satunya adalah sulit mencari suku cadang.
Toyota Will Vi“Body part-nya susah banget dicari. Bahkan emblem tulisan ‘Will be together’ saja sulit banget nemunya. Untungnya, untuk kaki-kaki masih bisa pakai part dari Vios gen 1 atau Yaris, mirip-mirip lah," kata Abud.
Sejak meminang mobil ini, Abud juga melakukan restorasi tipis-tipis agar Will Vi miliknya agar tetap tampil prima.
“Dari pemilik pertama kondisinya masih lumayan, tapi gue ganti beberapa komponen kayak shockbreaker sama rack steer. Lebih banyak restorasi kalau untuk tampilan luar, salah satunya ganti pelek," ucap Abud.
Awalnya, Will Vi milik Abud menggunakan pelek original ukuran 15 inci dengan dop khas bergaris, sesuai gaya retro-nya. Namun karena ia ingin menyesuaikan dengan gaya JDM klasik ala Jepang, Abud memilih mengganti dop-nya dengan Mooneyes dan mengecilkan ukuran pelek menjadi 14 inci agar bisa menggunakan ban white stripe.
Toyota Will Vi“Gue ngejar white strip-nya karena di Indonesia ukurannya terbatas. Jadi mau enggak mau downsize pelek,” katanya.
Baca juga: Toyota Nilai Teknologi Hybrid Masih Sulit Masuk ke LCGC, Ini Alasannya
Dengan pajak tahunan sekitar Rp 2 jutaan kategori sedan 1.300 cc, mobil ini bukanlah kendaraan mewah dalam arti konvensional. Tapi bagi Abud, nilai Will Vi justru ada pada keunikannya.
Tak hanya unik, Will Vi milik Abud kini tampil makin ikonik campuran antara gaya klasik Jepang dan karakter unik khas Toyota awal 2000-an.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang