Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Mahasiswa Unmul Bantah Merakit 27 Molotov: Barang Itu Sudah Ada

Kompas.com - 05/09/2025, 05:33 WIB
Pandawa Borniat,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Empat mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan perakitan 27 bom molotov membantah keterlibatan mereka dalam pembuatan bahan peledak tersebut.

Kuasa hukum mereka, Paulinus Dugis, menegaskan, kliennya tidak mengetahui asal-usul barang bukti yang ditemukan polisi di sekretariat Program Studi (Prodi) Sejarah FKIP Unmul, Jalan Banggeris, Samarinda, pada Senin (1/9/2025) dini hari.

“Barang-barang (molotov) itu memang sudah ada di atas meja sekretariat saat polisi datang. Jadi mereka tidak ikut merakit,” kata Paulinus di Samarinda, Jumat (4/9/2025).

Baca juga: Polisi Buru 2 Alumni Unmul, Diduga Otak di Balik Perakitan 27 Bom Molotov

Paulinus mengungkapkan, ada dua orang yang disebut polisi sebagai aktor intelektual dalam kasus ini, masing-masing bernama Niko dan Lae.

Namun, keempat mahasiswa tersebut mengaku tidak mengenal dekat keduanya.

“Mereka hanya pernah bertemu dalam forum kajian soal aksi May Day dan pasar subuh. Tidak ada hubungan akrab,” ujarnya.

Lebih lanjut, Paulinus menambahkan bahwa keempat mahasiswa merasa dilibatkan tanpa pengetahuan yang cukup.

“Ini berdasarkan keterangan empat tersangka. Barang itu sudah ada saat mereka datang. Kemudian mereka pergi, dan saat kembali baru diamankan,” kata Paulinus.

Baca juga: 4 Mahasiswa Unmul Jadi Tersangka Kasus 27 Bom Molotov, Kampus Siap Beri Pendampingan Hukum

Kuasa Hukum Desak Penangkapan Dua Buron

Paulinus meminta kepolisian untuk segera menangkap kedua aktor yang kini masih buron agar kasus ini dapat terungkap dengan jelas.

“Kalau kedua aktor ini tertangkap, baru bisa terlihat jelas apakah mereka dijebak atau memang ada pihak yang sengaja melibatkan,” jelas Paulinus.

Ia menekankan pentingnya asas praduga tak bersalah dalam penanganan perkara ini.

“Kami tidak menyalahkan atau membenarkan pihak kepolisian. Kami hanya ingin mencari kebenaran,” ujarnya.

Terkait isu dugaan jebakan, Paulinus menyebut pihaknya masih mendalami kasus lebih lanjut.

“Terlalu dini mengatakan apakah ada jebakan atau tidak. Tetapi dari pengakuan klien kami, jelas mereka tidak merakit molotov,” katanya.

Sebelumnya, polisi menyita 27 bom molotov dari sekretariat Prodi Sejarah Unmul.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar menyatakan bahwa ada dua orang aktor intelektual yang kini masih diburu.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau