SAMARINDA, KOMPAS.com – Perangkat laptop Chromebook bantuan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang diterima SDN 002 Samarinda pada 2022, hingga kini masih berfungsi dengan baik.
Perangkat tersebut hingga kini dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran, asesmen, hingga olimpiade sains.
Baca juga: 15 Laptop Chromebook Bantuan Era Nadiem Raib, Begini Nasib Digitalisasi di SD Pangkalpinang
Kepala SDN 002 Samarinda, Suraji menyebut, sekolahnya mendapat jatah 15 unit Chromebook pada 2022.
“Alhamdulillah, dari awal dibagikan sampai sekarang masih bisa dipakai. Tidak hanya untuk ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer), tapi juga untuk kegiatan lain, misalnya OSN IPA dan MIPA,” ujar Suraji kepada Kompas.com, Senin (8/9/2025).
Namun, jumlah tersebut dinilai belum memadai. Pasalnya, SDN 002 memiliki lebih dari 540 murid.
“Kalau berdasarkan rasio, memang masih kurang. Harapan kami ke depan jumlahnya bisa bertambah, supaya aktivitas pembelajaran berbasis IT lebih merata,” kata Suraji.
Wakil Kepala Sekolah SDN 002 Samarinda, Lily Fitriani, menambahkan Chromebook tersebut digunakan terbatas di sekolah, tidak boleh dibawa pulang siswa.
Perangkat dipakai bergantian oleh siswa kelas 4 hingga kelas 6 untuk berbagai mata pelajaran.
“Alhamdulillah masih layak sampai sekarang. Chromebook ini sangat membantu karena aplikasinya sudah langsung terhubung dengan pusat, terutama untuk asesmen. Tapi penggunaannya hanya di sekolah, supaya lebih aman,” ujar Lily.
Baca juga: Saat Inovasi Tergelincir: Refleksi Kasus Chromebook Nadiem Makarim
Menurutnya, meski jumlah terbatas, perangkat tersebut tetap memberikan manfaat signifikan.
“Biasanya kelas 4, 5, dan 6 pakai bergantian. Kami jaga supaya awet, setelah dipakai langsung di-charge dan disimpan kembali,” kata Lily.
Program distribusi Chromebook merupakan salah satu kebijakan yang digagas Mendikbudristek saat itu, Nadiem Makarim, pada 2019–2022.
Perangkat yang terdaftar di domain belajar.id ini dikelola langsung oleh Kemendikbudristek, sehingga sekolah tidak bisa menonaktifkannya secara mandiri.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini