SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang mulai memberdayakan maggot untuk mengurangi sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang, Jawa Tengah.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, mengatakan bahwa budidaya maggot yang telah dimulai sejak 1 Agustus 2025 ini menunjukkan hasil yang signifikan.
Hanya dalam waktu kurang dari dua bulan, lokasi budidaya di Jabungan telah mampu menghasilkan kilogram maggot per hari, sekaligus menghabiskan 1 hingga 2 ton sampah organik setiap harinya.
"Mengingat lebih dari 60 persen sampah di TPA Jatibarang adalah limbah organik, maka kehadiran program seperti ini sangat vital," kata Agustina dalam keterangannya, Senin (15/10/2025).
Baca juga: Kronologi Prajurit TNI Serda RS Dibacok di Wonosobo, Korban Diserang dari Belakang
Hasil panen maggot akan dimanfaatkan sebagai pakan bernutrisi tinggi untuk ternak, hingga pupuk organik (kasgot) bagi petani kangkung, cabai, dan tomat.
Semua kegiatan ini dilakukan di lahan milik Kelurahan Banyumanik yang telah dikelola oleh warga setempat.
“Binatang peliharaan (ternak) apa yang akan memiliki nilai ekonomi tinggi jika makan maggot? Ayam, lele, dan bebek," ujarnya.
Menurut Agustina, budidaya tersebut perlu dikembangkan agar mempunyai nilai manfaat lebih luas untuk warga dan peternak.
"Ya, nanti tahun 2026 kita akan turunkan percobaan menggabungkan antara usaha rumah maggot dengan usaha peternakan,” jelas Agustina.
Agustina berharap, keberhasilan program di Jabungan ini dapat menginspirasi kelurahan-kelurahan lain di Semarang untuk menerapkan hal serupa.
"Dari sampah yang tadinya menjadi masalah, kini lahir solusi yang memberi nilai tambah secara ekonomi, lingkungan, dan sosial. Inilah ekonomi sirkular, dari sampah berputar kembali menjadi sumber daya yang bermanfaat," kata Agustina.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang