Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Ekstrem di Semarang, Warga Pilih Jemur Pakaian di Dalam Rumah

Kompas.com - 15/10/2025, 14:25 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Cuaca panas ekstrem yang melanda Kota Semarang, Jawa Tengah, beberapa hari terakhir membuat warga mencari cara agar tetap bisa beraktivitas tanpa terkena paparan matahari langsung.

Salah satunya dilakukan Wulandari (34), warga Kecamatan Ngaliyan, yang kini menjemur pakaian di dalam rumahnya.

Biasanya, Wulandari menjemur di halaman belakang. Namun, suhu udara yang mencapai 36 derajat Celsius membuatnya memilih area dalam rumah yang lebih teduh.

“Kalau di luar rasanya kayak terbakar. Panas sekali, jadi saya jemur di dalam saja,” ujar Wulandari saat ditemui, Rabu (15/10/2025).

Baca juga: Curhat Driver Ojol di Semarang, Hampir Pingsan hingga Tolak Orderan karena Cuaca Panas

Ubah Kebiasaan demi Kesehatan

Wulandari menata tali jemuran di ruang cuci dekat dapur, tempat sinar matahari tetap bisa masuk melalui ventilasi. Meski butuh waktu lebih lama agar pakaian kering, ia mengaku cara ini lebih aman.

“Biasanya dua jam sudah kering kalau di luar. Sekarang bisa empat jam. Tapi tidak apa-apa, yang penting tidak pusing karena panas,” katanya.

Sementara itu, Dina, ibu rumah tangga asal Mijen, tetap memilih menjemur pakaian di luar rumah karena lebih cepat kering, meski harus menahan teriknya matahari.

“Ya senangnya kalau panas seperti ini jadi cepat kering. Tapi ya panas banget,” ujarnya.

BMKG perkirakan suhu hari ini mencapai 34°C. Sampai Kapan Cuaca Panas di Indonesia Terjadi? Ini Penjelasan BMKGPexels/Pixabay BMKG perkirakan suhu hari ini mencapai 34°C. Sampai Kapan Cuaca Panas di Indonesia Terjadi? Ini Penjelasan BMKG

Posisi Matahari di Atas Pulau Jawa

Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Ferry Oktarisa, menjelaskan bahwa suhu tinggi tersebut dipengaruhi oleh posisi gerak semu matahari yang saat ini berada tepat di atas Pulau Jawa.

“Gerak semu matahari sekarang berada di atas Pulau Jawa, sehingga menyebabkan suhu matahari cukup tinggi di wilayah ini,” jelas Ferry.

Baca juga: Ramai soal Citra Pulau Jawa Tampak Merah Menyala, Ini Penjelasan BMKG

Berdasarkan data historis sejak 2015, bulan Oktober memang sering mencatatkan suhu maksimum tertinggi. Bahkan, suhu ekstrem tertinggi di Jawa Tengah pernah mencapai 39,5 derajat Celsius pada tahun 2002 dan 2015.

Untuk Oktober 2025, BMKG memprediksi suhu maksimum hanya akan bertahan di angka 36 derajat Celsius dan diperkirakan berlangsung selama satu minggu ke depan.

“Kemungkinan suhu tinggi ini hanya akan bertahan sampai semingguan lagi. Setelah itu, menjelang dasarian ketiga Oktober, beberapa wilayah Jawa Tengah mulai memasuki musim hujan,” imbuh Ferry.

Ia menambahkan, peningkatan curah hujan pada akhir Oktober dipicu oleh aktifnya gelombang Rossby dan pengaruh Madden-Julian Oscillation (MJO) yang mendorong pembentukan awan hujan di wilayah Jawa.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Regional
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Regional
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Regional
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Regional
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
Regional
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Regional
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Regional
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Regional
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Regional
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Regional
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Regional
Keluarga Gelar Tradisi 'Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Keluarga Gelar Tradisi "Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Regional
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
Regional
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Regional
Sultan HB X akan Panggil Pemkab/Pemkot Bahas Larangan Peredaran Daging Anjing
Sultan HB X akan Panggil Pemkab/Pemkot Bahas Larangan Peredaran Daging Anjing
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau