Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Perbatasan Indonesia-Malaysia Dilatih Penanganan Henti Jantung, Ini Alasannya

Kompas.com - 27/10/2025, 15:21 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Vachri Rinaldy Lutfipambudi

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Warga di perbatasan Indonesia-Malaysia diberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD).

Materi ini, merupakan serangkaian pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas atau henti jantung.

Kegiatan ini digelar para Dokter RSUD Nunukan, Kalimantan Utara, sekaligus untuk merayakan HUT ke-75 Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Acara tersebut juga melibatkan dokter dari Malaysia.

Mereka berkolaborasi dalam Seminar Awam dan Workshop BHD di Pulau Sebatik, Minggu (26/10/2026).

BHD merupakan serangkaian tindakan pertolongan pertama untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi pada orang yang mengalami henti napas atau henti jantung.

Baca juga: Petir Hantam Nunukan: Tiga Rumah Terbakar, Remaja Tersambar Saat Belajar

Tindakan ini meliputi upaya memastikan keamanan, memeriksa kesadaran, melakukan kompresi dada, dan memberikan napas buatan jika perlu.

Ketua IDI Nunukan, Sholeh Rauf mengatakan, masyarakat diberikan materi dengan pendekatan praktis, sehingga bisa mempraktikkan langkah-langkah BHD dengan benar.

Materi ini dianggap cukup relevan dengan geografis Nunukan yang merupakan wilayah transit TKI dan tingginya angka deportasi di perbatasan.

Acara ini juga menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas kemanusiaan di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia.

"Kita ingin masyarakat perbatasan negara mendapatkan pemahaman mendalam, serta simulasi langsung tentang penatalaksanaan henti jantung dan henti napas. Termasuk teknik dasar pertolongan pertama yang dapat menyelamatkan nyawa," katanya saat dikonfirmasi, Senin (27/10/2025).

Baca juga: Sakit di Malaysia, Pekerja Migran Asal NTT Dipulangkan Melalui Pelabuhan Nunukan

Sholeh mengatakan, biasanya IDI Nunukan melaksanakan kegiatan sosial seperti pengobatan dan sunatan massal setiap menyambut HUT IDI.

Namun, tahun ini, IDI Nunukan ingin memberi nilai tambah dengan edukasi BHD untuk masyarakat Pulau Sebatik.

"Agar setiap orang tahu apa yang bisa dilakukan ketika melihat seseorang tiba-tiba berhenti bernapas atau kehilangan denyut jantung," kata Sholeh lagi.

Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Nunukan, Jabbar, mengapresiasi IDI atas dedikasi dan kontribusinya.

Ia berpesan agar para dokter agar terus memperkuat peran sosialnya dalam memberikan pelayanan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

Baca juga: 1,5 Hektar Hutan di Nunukan Terbakar, Asapnya Sampai ke Markas TNI

"Pemerintah daerah mendukung penuh inisiatif IDI Nunukan yang telah memberi ruang edukasi bagi masyarakat awam agar siap dan tanggap dalam kondisi darurat medis," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Saat Pengantaran Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII
Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Saat Pengantaran Jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII
Regional
Gubernur Sumut Turun Tangan Mediasi ASN Viral, Presiden Prabowo Beri Atensi Langsung
Gubernur Sumut Turun Tangan Mediasi ASN Viral, Presiden Prabowo Beri Atensi Langsung
Kilas Daerah
Sekretariat Mahasiswa di Makassar Diteror Bom Molotov, Satu Orang Terluka
Sekretariat Mahasiswa di Makassar Diteror Bom Molotov, Satu Orang Terluka
Regional
Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran
Banjir Semarang Surut, Penanganan Disebut Dapat Apresiasi dari Wapres Gibran
Regional
Keraton Surakarta Terapkan Aturan Melayat Raja PB XIII: Perempuan Harus Pakai Rok Panjang
Keraton Surakarta Terapkan Aturan Melayat Raja PB XIII: Perempuan Harus Pakai Rok Panjang
Regional
Bupati Gunungkidul Ungkap Ada 100-an Siswa Diduga Keracunan MBG, Soroti SPPG Tak Ditutup
Bupati Gunungkidul Ungkap Ada 100-an Siswa Diduga Keracunan MBG, Soroti SPPG Tak Ditutup
Regional
Bonus Makanan Pemberian SPPG Diduga Penyebab Keracunan di Pesantren Sumbawa Barat
Bonus Makanan Pemberian SPPG Diduga Penyebab Keracunan di Pesantren Sumbawa Barat
Regional
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Mobil dan Motor Korban Ditemukan
Polisi Bunuh dan Perkosa Dosen Perempuan di Jambi, Mobil dan Motor Korban Ditemukan
Regional
Kematian Prada Lucky di Barak, Sidang Terus Ungkap Peran Para Atasan
Kematian Prada Lucky di Barak, Sidang Terus Ungkap Peran Para Atasan
Regional
Baru 1 Dapur MBG di Kota Magelang Kantongi SLHS, Dinkes: Yang Lain Hasil Lab Belum Bagus
Baru 1 Dapur MBG di Kota Magelang Kantongi SLHS, Dinkes: Yang Lain Hasil Lab Belum Bagus
Regional
Bunyikan Musik Terlalu Keras, Mertua dan Menantu di Gowa Tewas Ditikam Tetangga
Bunyikan Musik Terlalu Keras, Mertua dan Menantu di Gowa Tewas Ditikam Tetangga
Regional
Polisi Propam Pembunuh dan Pemerkosa Dosen di Jambi 'Ulet' Berkelit Saat Diperiksa
Polisi Propam Pembunuh dan Pemerkosa Dosen di Jambi "Ulet" Berkelit Saat Diperiksa
Regional
Ada Perbaikan Rel Kereta, Jalan Kaligawe Semarang Diberlakukan Buka Tutup 3 Hari
Ada Perbaikan Rel Kereta, Jalan Kaligawe Semarang Diberlakukan Buka Tutup 3 Hari
Regional
Dituduh Selingkuh dan Digugat Cerai, Pria Lampung Bunuh Mantan Istri dengan Sejumlah Tusukan
Dituduh Selingkuh dan Digugat Cerai, Pria Lampung Bunuh Mantan Istri dengan Sejumlah Tusukan
Regional
Raja Surakarta PB XIII Wafat, Keraton Yogyakarta Tiadakan Pentas dan Tak Menabuh Gamelan
Raja Surakarta PB XIII Wafat, Keraton Yogyakarta Tiadakan Pentas dan Tak Menabuh Gamelan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau