KOMPAS.com - Timun menjadi salah satu lalapan favorit karena sensasi segarnya yang cocok dipadukan dengan berbagai hidangan.
Namun, tidak semua timun memberikan rasa yang sama. Beberapa justru terasa pahit, membuat pengalaman makan jadi kurang nikmat. Masalah ini sering terjadi karena salah memilih timun sejak awal.
Baca juga:
Dalam artikel ini, akan dibahas cara memilih timun yang segar dan tidak pahit, mulai dari warna kulit, tekstur, hingga aromanya, dilansir dari laman Sajian Sedap.
Timun yang segar biasanya memiliki kulit yang kencang, halus, dan terasa berat dibanding ukurannya. Tekstur keras menjadi tanda kadar air di dalamnya masih terjaga. Hindari timun yang lembek, berlubang, atau terasa berongga saat ditekan. Ujung timun yang berkualitas baik cenderung berwarna lebih gelap dan berbentuk bulat, bukan pucat atau memanjang.
Warna kulit menjadi indikator penting saat memilih timun. Pilih timun berwarna hijau cerah dengan permukaan mulus tanpa bercak kusam. Timun yang terlalu pucat biasanya memiliki rasa pahit dan kandungan air lebih sedikit. Warna hijau yang segar menandakan timun masih muda dan memiliki rasa yang renyah.
Timun yang sudah terlalu lama disimpan, terutama pada suhu tinggi, akan mengalami pengeriputan pada kulitnya. Kondisi ini menunjukkan timun kehilangan kelembapan, sehingga rasanya tidak lagi segar. Selain teksturnya berubah, kadar air di dalamnya juga berkurang drastis, membuatnya kurang nikmat saat disantap sebagai lalapan.
Aroma bisa menjadi petunjuk penting dalam memilih timun yang tidak pahit. Timun segar memiliki bau yang ringan, segar, dan bersih. Hindari timun yang berbau apek, asam, atau memiliki aroma tidak sedap, karena ini tanda timun sudah melewati masa segarnya. Mencium aromanya sebelum membeli bisa membantu memastikan kualitasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniLihat postingan ini di Instagram