Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warung Ketupat Cap Go Meh Legendaris di Jakarta, Buka Sejak 1965

Kompas.com - 14/10/2025, 07:54 WIB
Krisda Tiofani,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di era kuliner serba viral, keberadaan warung makan Ketupat Cap Go Meh Gloria Ny. Kartika Tjandra terasa seperti oase.

Sejak berdiri pada 1965, warung makan di Jakarta Barat ini berhasil mempertahankan hidangan utamanya: seporsi ketupat cap go meh.

Ketupat Cap Go Meh Gloria bermula saat pendirinya, Kartika Tjandra, ingin membantu perekonomian keluarga yang kala itu hanya ditopang oleh sang suami.

"Dulu bisanya cuma bikin ini karena memang ibu rumah tangga biasa. Dari suami (ekonomi) kurang, akhirnya coba-coba bantu," kata anak sekaligus generasi kedua Ketupat Cap Go Meh Gloria, Liana, saat ditemui Kompas.com di Halalicious Food Festival 2025 di JiExpo Kemayoran, Rabu (8/10/2025).

Berbekal kebisaan meracik kuah santan lontong cap go meh, Kartika mulai menjajakan ketupat cap go meh di kawasan Pancoran, Jakarta Barat pada 60 tahun silam.

Gayung bersambut, makanan ini disukai banyak orang. Ia bahkan membuka cabang di dekat Gereja Ayam, Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Baca juga: 5 Makanan Cap Go Meh yang Punya Makna Baik, Bukan Cuma Lontong

Ratusan ketupat

Ketupat Cap Go Meh Gloria Ny. Kartika Tjandra saat ditemui di  Halalicious Food Festival 2025, Rabu (8/10/2025).
Kompas.com/Krisda Tiofani Ketupat Cap Go Meh Gloria Ny. Kartika Tjandra saat ditemui di Halalicious Food Festival 2025, Rabu (8/10/2025).
Bukan lontong, warung ini menawarkan potongan ketupat dengan kuah sayur labu santan beserta aneka lauk.

Sajiannya mirip dengan ketupat Lebaran. Tak heran, warung Ketupat Cap Go Meh Gloria Ny. Kartika Tjandra selalu kebanjiran pesanan tiap Lebaran dan perayaan Cap Go Meh.

Adapun Cap Go Meh merupakan perayaan malam penutup Tahun Baru Imlek yang jatuh pada malam ke-15 setelah Imlek.

"Kalau buat Lebaran, biasanya pakai rendang, lauk komplet. Kalau Cap Go Meh, kadang-kadang (pesanannya) pakai rendang juga, rendang ayam," ungkap Liana.

Baca juga: Asal Usul Hot Cross Buns, Roti Manis Rempah Legendaris

Liana, generasi kedua Ketupat Cap Go Meh Gloria Ny. Kartika Tjandra saat ditemui di  Halalicious Food Festival 2025, Rabu (8/10/2025).
KOMPAS.com/Krisda Tiofani Liana, generasi kedua Ketupat Cap Go Meh Gloria Ny. Kartika Tjandra saat ditemui di Halalicious Food Festival 2025, Rabu (8/10/2025).
Saat ini, Liana rutin memproduksi sedikitnya 300 ketupat untuk dijual di warung Ketupat Cap Go Meh Gloria. Bila pesanan membludak pada hari-hari besar, jumlahnya mencapai 1.000 ketupat.

Ratusan ketupat dibuat pada malam hari sebelum berjualan. Sementara aneka lauk seperti ayam, tahu, tempe, telur, kentang, ati ampela, dan sayur labu siam, dibuat pagi buta mulai pukul 04.00 WIB.

"Kami parut kelapa untuk santan pakai mesin sendiri. Rasanya beda. Masaknya juga enggak sembarangan biar sayurnya enggak cepat basi," kata Liana.

Seporsi Ketupat Cap Go Meh Gloria Ny. Kartika Tjandra dijual mulai Rp 30.000. Bila ingin tambah lauk, kamu perlu merogoh kocek tambahan mulai Rp 5.000 hingga Rp 35.000.

Tersedia juga menu Ketupat Sayur Cap Go Meh yang sudah komplet dengan semua lauk seharga Rp 85.000 per porsi.

Ketupat Sayur Ny Kartika Tjandra berlokasi di Jalan Pancoran Nomor 22, Taman Sari, Jakarta Barat. Buka setiap hari pukul 06.00-18.00 WIB.

Baca juga: Resep Opor Ayam Kuning untuk Pelengkap Lontong Cap Go Meh

Tantangan

Lauk Ketupat Cap Go Meh Gloria Ny. Kartika Tjandra saat ditemui di  Halalicious Food Festival 2025, Rabu (8/10/2025).
Kompas.com/Krisda Tiofani Lauk Ketupat Cap Go Meh Gloria Ny. Kartika Tjandra saat ditemui di Halalicious Food Festival 2025, Rabu (8/10/2025).
Bisnis kuliner legendaris tak lepas dari tantangan. Bukan hanya soal mempertahankan menu otentik, tapi juga kondisi pasar yang tak menentu.

Liana mengatakan, Ketupat Cap Go Meh Gloria Ny. Kartika Tjandra sempat terdampak pandemi Covid-19 pada lima tahun silam.

"Dari produksi 300 ketupat, turun separuhnya, 100-an ketupat lah. Itu saja kadang-kadang belum habis. Masih ada sisa," ujar dia.

Baca juga: 5 Kuliner Legendaris Halal di Jakarta, Ada yang Berdiri Sejak 1951

Aturan buka-tutup usaha saat pandemi jadi alasannya. Belum lagi, tidak banyak orang yang berani keluar dari rumah.

"Pokoknya sedih ya. Belum lagi disuruh tutup, enggak boleh jualan. Akhirnya balik normal tahun 2022-2023," sambung Liana.

Selain itu, ia juga harus menghadapi tantangan regenerasi bisnis kuliner legendaris ini.

Sebagai generasi penerus, Liana khawatir anak-anaknya enggan meneruskan usaha keluarga yang sudah melegenda.

Baca juga: Kimchi, Fermentasi Legendaris dari Korea yang Sudah Ada Berabad-abad

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau