Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Binaragawan Gaza Berjuang Pertahankan Otot di Tengah Kelaparan

Kompas.com - 23/08/2025, 22:32 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Al Jazeera

GAZA, KOMPAS.com – Keringat deras membasahi wajah Tareq Abu Youssef saat ia berusaha menyelesaikan latihan binaraga di sebuah tenda sederhana. Peralatan seadanya membuat setiap gerakan terasa lebih berat, terlebih tubuhnya kini kehilangan banyak tenaga.

Pemuda Palestina berusia 23 tahun itu hanya bisa berlatih sebentar, jauh dari rutinitas intensif yang dulu ia jalani.

Di tengah kelaparan yang melanda seluruh Gaza, mempertahankan massa otot baginya bukan sekadar olahraga, melainkan bentuk bertahan hidup sekaligus perlawanan.

Baca juga: Serangan Israel di Kota Gaza Meningkat, 52 Warga Palestina Tewas

“Berat badan saya turun 14 kilogram, dari 72 kg menjadi 58 kg, sejak Maret,” kata Abu Youssef. Ia merujuk pada saat Israel memperketat blokade dengan menutup perlintasan perbatasan dan membatasi pasokan makanan.

“Jika makan sudah menjadi hal yang jarang di Gaza, olahraga bagi binaragawan seperti kami adalah cara untuk menjaga sedikit rasa normal,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (21/8/2025).

Krisis kemanusiaan meluas

Yazan, balita Palestina berumur 2 tahun yang menderita kekurangan gizi akibat bencana kelaparan di Gaza, saat memperlihatkan kondisi badannya yang kurus kering di kamp pengungsi Al Shati, Kota Gaza, 23 Juli 2025. Selama 22 bulan perang, pasukan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza, yang memicu krisis kelaparan. 
AFP/OMAR AL QATTAA Yazan, balita Palestina berumur 2 tahun yang menderita kekurangan gizi akibat bencana kelaparan di Gaza, saat memperlihatkan kondisi badannya yang kurus kering di kamp pengungsi Al Shati, Kota Gaza, 23 Juli 2025. Selama 22 bulan perang, pasukan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza, yang memicu krisis kelaparan.
Kisah Abu Youssef hanyalah satu potret dari bencana kemanusiaan dan kelaparan di Gaza. Di wilayah berpenduduk 2,1 juta jiwa ini, badan-badan bantuan menggambarkan situasi sebagai kelaparan yang sengaja dipaksakan.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan hampir seluruh penduduk menghadapi kerawanan pangan parah, dengan kondisi di Gaza utara sudah masuk kategori kelaparan.

Lembaga medis internasional, Dokter Lintas Batas (MSF), mendokumentasikan kasus malnutrisi akut di seluruh wilayah. Mereka menyebut krisis ini sebagai bencana buatan manusia.

Program Pangan Dunia pun memperingatkan bahwa tanpa intervensi segera, kelaparan akan meluas, sedangkan bantuan menumpuk di perbatasan yang ditutup Israel.

Meski ada truk bantuan yang masuk, distribusinya nyaris mustahil dilakukan karena operasi militer dan kerusakan infrastruktur.

Baca juga: 83 Anak Rusia Usia 8 Tahun Jalani Latihan Militer, Ada yang Bawa Senjata Asli

Sasana darurat di Al Mawasi

Di sela latihan singkatnya, Abu Youssef meraba otot-otot yang semakin menyusut. Ia kini hanya bisa berlatih sekali atau dua kali seminggu, dengan durasi kurang dari setengah jam.

“Kelaparan sepenuhnya memengaruhi kemampuan saya berlatih binaraga. Dulu saya bisa angkat besi 90-100 kg, sekarang hanya mampu 40 kg,” ujarnya.

Ia berlatih di sebuah sasana darurat di kawasan Al Mawasi, zona padat pengungsi di selatan Gaza. Fasilitas itu didirikan oleh pelatih Adly Al Assar (55), juara angkat besi internasional yang pernah meraih enam medali emas kejuaraan Arab 2020-2021.

Al Assar hanya berhasil menyelamatkan 10 dari 30 peralatan kebugaran miliknya setelah pusat latihan di Khan Younis hancur dibom. Sasana darurat itu berdiri di bawah tenda plastik seluas 60 meter persegi, dikelilingi tenda pengungsi.

“Dalam masa paceklik ini, semua berubah. Atlet kehilangan 10-15 kilogram dan tidak lagi mampu mengangkat beban seperti dulu,” kata Al Assar. Ia sendiri turun 11 kg, dari 78 menjadi 67 kg.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau