WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth memecat kepala badan intelijen Pentagon dan dua komandan militer senior lainnya.
Hal yang disampaikan oleh tiga pejabat AS kepada Reuters pada Jumat (22/8/2025) ini merupakan langkah terbaru dari administrasi Presiden AS Donald Trump untuk membersihkan pejabat di Pentagon.
Namun, alasan pemecatan Kruse, yang memimpin Defense Intelligence Agency (DIA), belum diungkap secara resmi sebagaimana yang dilansir dari Reuters pada Sabtu (23/8/2025).
Baca juga: Pangkalan Militer AS Berdarah, Sersan Tembak 5 Rekannya Sendiri
Seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, selain Kruse, Hegseth juga memerintahkan pemecatan kepala cadangan Angkatan Laut AS dan komandan Naval Special Warfare Command.
Ketiga pejabat yang diberhentikan ini juga tidak dijelaskan alasan pastinya.
“Pemecatan seorang pejabat keamanan nasional senior lainnya menegaskan kebiasaan berbahaya administrasi Trump yang memperlakukan intelijen sebagai ujian kesetiaan daripada sebagai perlindungan bagi negara kita,” kata Senator AS Mark Warner, wakil ketua Senate Select Committee on Intelligence.
Pemecatan pejabat militer dan intelijen Pentagon ini pertama kali dilaporkan oleh Washington Post.
Baca juga: 2 Sekutu Bersitegang, Trump Desak Korsel Bayar Bantuan Militer AS
Langkah ini tampak sebagai upaya terbaru oleh administrasi Trump untuk menghukum pejabat militer, intelijen, dan penegak hukum saat ini maupun mantan pejabat yang pandangannya dianggap bertentangan dengan Trump.
Pada April, Trump memecat Jenderal Timothy Haugh sebagai direktur National Security Agency, dalam pembersihan yang mencakup lebih dari belasan staf di dewan keamanan nasional Gedung Putih.
Pada Februari, ia memecat Jenderal Angkatan Udara CQ Brown, ketua Kepala Staf Gabungan, yang dipecat bersama lima laksamana dan jenderal lainnya.
Itu menjadi perombakan kepemimpinan militer AS yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sementara, Kepala Angkatan Udara AS Jenderal David Allvin memberikan pengumuman yang mengejutkan pada Senin (18/8/2025) bahwa ia berencana pensiun dini hanya setelah dua tahun masa jabatannya.
Baca juga: Prajuritnya Perkosa Wanita di Jepang, Militer AS Minta Maaf
Meskipun alasan tepat pemecatan Kruse belum jelas, hal itu terjadi setelah adanya penilaian awal DIA yang bocor ke media.
Rekaman itu menyatakan bahwa serangan udara AS pada 22 Juni terhadap tiga fasilitas nuklir Iran hanya menunda program Teheran beberapa bulan, temuan yang bertentangan dengan klaim Trump bahwa target tersebut “dihancurkan”.
Bocornya penilaian tersebut, yang juga dilaporkan Reuters, membuat Trump marah.