KOMPAS.com - Program Rereongan Sapoe Sarebu atau Poe Ibu yang dicetuskan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengajak masyarakat, terutama Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk menyisihkan uang sebesar Rp1.000 per hari.
Dana yang terkumpul nantinya akan dimanfaatkan sebagai dana darurat untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Berdasarkan perhitungan, apabila seluruh ASN di Jawa Barat ikut serta, dana yang terkumpul bisa mencapai Rp9,6 miliar lebih per bulan.
Baca juga: Purbaya Komentari Kebijakan KDM Minta Donasi Rp 1.000 dari Warga Jabar
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terdapat 439.350 ASN di Jawa Barat, baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Jika setiap ASN menyumbang Rp1.000 per hari selama lima hari kerja dalam sepekan, maka total dana mingguan mencapai Rp2,19 miliar, dan dalam satu bulan (22 hari kerja) bisa terkumpul Rp9,66 miliar.
Herman Suryatman, Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, menjelaskan bahwa program ini bersifat ajakan, bukan kewajiban. Namun, bagi ASN, imbauan ini dianggap wajar untuk diikuti karena mereka dinilai memiliki kemampuan finansial.
“Rereongan Sapoe Sarebu itu bagi yang mampu, yang tidak mampu menjadi pihak yang akan dibantunya. Kalau ASN kan pasti mampu ya,” ujar Herman, Sabtu (4/10/2025).
Herman menegaskan bahwa gerakan ini bukan bentuk pungutan wajib, melainkan imbauan untuk memperkuat nilai gotong royong di tengah masyarakat.
“Jadi tidak serta-merta seperti hitungan tadi yang mampu ada berapa, ini kan imbauan ya,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menegaskan bahwa tidak akan ada sanksi bagi ASN atau masyarakat yang tidak mengikuti program tersebut.
“Kalau ini kan sekali lagi imbauan ya, bukan kewajiban. Kalau masyarakatnya tidak mampu ya jangan,” tambah Herman.
Baca juga: Tanggapi Kritik soal Gerakan Rp 1.000 Sehari, Dedi Mulyadi Tegaskan Ada Pemahaman yang Salah
Program Poe Ibu difokuskan untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi dalam skala terbatas, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.
Menurut Herman, banyak warga yang kesulitan hanya karena kebutuhan kecil, seperti biaya membeli seragam sekolah atau uang untuk menunggu anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit.
“Makanya pada saat dibuka layanan pengaduan di Lembur Pakuan Subang, dari mana-mana datang, bukan hanya dari Jabar. Kasihan, padahal yang dibutuhkan hanya Rp1 juta misalnya, untuk membantu tunggu yang sakit,” jelasnya.
Baca juga: Menkeu Purbaya Soal Dedi Mulyadi Ajak Warga Patungan Rp 1.000 Per Hari: Terserah Pemda dan Warga
Dengan adanya dana dari Poe Ibu, kebutuhan kecil seperti itu bisa segera diatasi tanpa harus menunggu bantuan besar dari pemerintah provinsi.