KOMPAS.com- Timor Leste resmi bergabung menjadi anggota ke-11 Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Timor Leste telah menunggu sekitar 14 tahun untuk menjadi anggota ASEAN.
Peresmian Timor Leste sebagai anggota ASEAN terjadi di KTT ke-47 ASEAN yang berlangsung mulai 26 hingga 28 Oktober di Kuala Lumpur.
Salah satu agenda KTT ASEAN adalah Penandatanganan Deklarasi Penerimaan Timor Leste ke dalam ASEAN.
Lalu seperti apa sejarah negara Timor Leste?
Timor Leste merupakan sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Timor. Wilayahnya mencakup Pulau Atauro, Pulau Jaco, dan Oecusse yang berada di Timor Barat.
Sejarah Timor Leste menuju kemerdekaan melalui sejumlah tantangan. Mulai dari penjajahan Portugal, integrasi ke Indonesia, hingga akhirnya menjadi negara merdeka.
Timor Leste merdeka pada 20 Mei 2002 usai memperoleh pengakuan dunia internasional. Tanggal 20 Mei menjadi Hari Kemerdekaan Timor Leste.
Bagaimana sejarah Timor Leste merdeka hingga lepas dari Indonesia pada 23 tahun lalu?
Pada 1974, perubahan politik di Portugal membuka peluang bagi Timor Timur (nama lama Timor Leste) untuk menentukan masa depannya.
Kudeta yang dilakukan Jenderal Antonio de Spinola menyebabkan Portugal memulai proses dekolonialisasi, termasuk di Timor Timur.
Hal ini mendorong terbentuknya berbagai partai politik, seperti FRETILIN, UDT, dan APODETI.
Namun, ketiga partai ini memiliki pandangan berbeda mengenai masa depan Timor Timur.
FRETILIN menginginkan kemerdekaan penuh, UDT menghendaki tetap di bawah Portugal, dan APODETI cenderung ingin integrasi dengan Indonesia.
Dalam situasi ini, APODETI meminta bantuan Indonesia untuk meredakan konflik. Pada 7 Desember 1975, Indonesia kemudian mengirim pasukannya Timor Timur.
Setahun kemudian, pada 1976, Timor Timur secara resmi diintegrasikan sebagai provinsi ke-27 Indonesia.
Akan tetapi, integrasi ini tidak sepenuhnya diterima oleh seluruh rakyat Timor Timur. FRETILIN menetang keputusan itu dan terus melakukan perlawanan.
Di tengah konflik berkepanjangan, pembangunan yang dilakukan pemerintah Indonesia tidak cukup untuk meredakan ketegangan di Timor Timur.