KOMPAS.com – Sebagai makanan pokok utama masyarakat Indonesia, beras menjadi komoditas penting yang memengaruhi kualitas pangan nasional. Namun, tidak semua beras yang beredar di pasaran memenuhi standar mutu dan kelayakan konsumsi.
Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memahami ciri-ciri beras layak konsumsi dan bagaimana cara mengidentifikasinya.
Beras berasal dari padi yang dipanen, kemudian melewati tahap perontokan hingga menghasilkan butiran gabah.
Hal tersebut dijelaskan pada Petunjuk Teknis Identifikasi Beras Tidak Layak Konsumsi yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian tahun 2015.
Gabah tersebut dikeringkan dan digiling. Pada proses penggilingan pertama, dihasilkan beras pecah kulit (BPK) dan sekam. Selanjutnya, BPK akan mengalami proses penyosohan untuk menghasilkan beras putih.
Baca juga: Warga Kesal Beras Premium Oplosan, Sengaja Beli Mahal Malah Dikhianati
Proses ini juga menghasilkan hasil samping berupa dedak dan/atau bekatul. Umumnya, beras putih giling sempurna menjadi bentuk beras yang beredar luas di pasaran.
Sementara itu, beras berpigmen seperti merah dan hitam biasanya dijual dalam bentuk BPK atau hanya disosoh sebagian.
Karena dikonsumsi dalam bentuk butiran utuh, bentuk dan penampilan beras menjadi aspek pertama yang diperhatikan konsumen.
Bentuk beras ditentukan oleh faktor genetik, sedangkan kenampakan sangat dipengaruhi oleh proses penggilingan—mulai dari jenis dan kemampuan mesin, keahlian operator, hingga mutu gabah yang digiling.
Menurut standar umum dalam pemuliaan tanaman padi, bentuk dan ukuran beras diklasifikasikan sebagai berikut:
Baca juga: Waspadai Beras Oplosan, Ini Ciri-ciri yang Perlu Diperhatikan agar Tak Terjebak Produk Berbahaya
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 6128:2015 tentang beras, beberapa istilah terkait bentuk dan mutu beras antara lain:
Meski demikian, bentuk beras tidak memengaruhi keamanan konsumsi. Bentuk dan kenampakan hanya berdampak pada nilai estetika dan status sosial dalam konsumsi.
Baca juga: Cerita Pedagang Terima Pesanan Besar Beras Oplosan 10 Ton dari Anggota DPRD
Untuk mengetahui apakah beras masih dalam kondisi baik dan aman dikonsumsi, konsumen bisa melakukan pengujian sederhana secara inderawi.
Langkah ini mudah dilakukan tanpa alat laboratorium, cukup dengan menggunakan pancaindra.
Berikut ini langkah-langkah identifikasi beras layak konsumsi: