KOMPAS.com – Suasana duka menyelimuti kediaman seorang prajurit TNI asal Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Letnan Dua (Letda) Infanteri Fauzi Ahmad Sulkarnain (24) gugur dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Sabtu (11/10/2025).
Pantauan di rumah duka di Kelurahan Ma’rang, Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep, tampak karangan bunga belasungkawa berjejer di sepanjang lorong menuju rumah almarhum.
Puluhan pelayat datang silih berganti, menyampaikan doa dan dukungan moral bagi keluarga yang ditinggalkan.
Sejumlah personel TNI juga terlihat membantu persiapan upacara penyambutan jenazah secara militer.
Baca juga: Guru Tewas Diserang OTK Diduga KKB saat Menanam Pohon di Yahukimo, Papua Pegunungan
Letda Fauzi Ahmad Sulkarnain merupakan anggota Satgas Pamtas Statis RI–PNG Yonif 753/AVT. Ia gugur setelah terkena tembakan di bagian kepala saat menjalankan tugas menjaga keamanan wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kontak senjata antara pasukan TNI dan KKB di Distrik Kiwirok berlangsung sengit pada Sabtu pagi hingga akhirnya menewaskan almarhum.
Jenazah sempat dievakuasi ke RS Marthen Indey, Jayapura, sebelum diterbangkan ke kampung halamannya di Pangkep.
Komandan Kodim 1421/Pangkep, Letkol Inf Fajar, membenarkan kabar gugurnya prajurit muda tersebut.
“Benar, korban merupakan warga Kabupaten Pangkep dan anak dari anggota kami,” ujarnya, Minggu (12/10/2025).
Baca juga: KKB Papua Kembali Berulah, Guru Tewas dan Sekolah Dibakar di Pegunungan Bintang
Ayah almarhum, Sersan Mayor (Serma) Sulkarnain, tampak terpukul menerima kabar duka. Ia mengaku tidak menyangka sang putra sulung pergi secepat itu.
“Umurnya baru 24 tahun, masih muda sekali. Saya tidak menyangka dia pergi secepat itu,” tutur Serma Sulkarnain dengan suara bergetar, Senin (13/10/2025).
Fauzi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adik perempuannya disebut sangat dekat dengan almarhum.
“Dia anak pertama, cita-citanya memang jadi tentara sejak sekolah. Terakhir ketemu waktu bulan Juni di Pelabuhan Makassar, waktu dia transit mau ke Papua,” ujarnya.
Menurut sang ayah, komunikasi terakhir terjadi malam sebelum kejadian, Jumat (10/10/2025).