KOMPAS.com - Olahraga lari kini tengah digemari sejumlah orang, baik sebagai gaya hidup sehat maupun ajang meningkatkan prestasi.
Seiring tren ini, permintaan sepatu lari pun meningkat, termasuk model dengan teknologi pelat karbon yang disebut-sebut mampu meningkatkan performa pelari.
Meski demikian, istilah “sepatu karbon” tergolong baru bagi sebagian orang, sehingga tak jarang menimbulkan kebingungan dalam memilih.
Agar tidak salah membeli, penting memahami lebih dulu apa itu sepatu karbon dan manfaatnya bagi pelari.
Baca juga: Amankah Jogging di Pagi Hari Saat Cuaca Berembun?
Dokter Spesialis Kesehatan Olahraga di EKA Hospital BSD dan Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), dr. Maria Lestari, BMedSc, PGDipSEM, Sp.KO mengatakan memang ada beberapa fungsi dari tersematnya pelat karbon pada sepatu lari.
Maria menjelaskan, pelat pada sepatu karbon dapat menambah kekakuan (stiffness) sol.
Tujuannya untuk mengurangi fleksi pada sendi metatarsophalangeal ketika mendorong, sehingga energi yang biasanya hilang pada kaki bagian depan bisa diarahkan untuk dorongan ke depan.
"Pelat karbon memiliki efek pegas, fungsinya bekerja bersama midsole foam yang tebal dan responsif untuk menyimpan energi saat mendarat dan melepaskannya saat toe-off," kata Maria saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/8/2025).
Kemudian, fungsi lain adanya pelat karbon adalah untuk stabilisasi bentuk sepatu.
"Stabilisasi bentuk sepatu ini ditujukan menjaga struktur midsole supaya responsifnya konsisten dari awal sampai akhir lomba," kata dia.
Baca juga: Studi: Manfaat Jalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Ternyata Cuma Mitos
Tak hanya fungsinya, Maria juga menyoroti efek medis dan biomekanis pada kinerja sepatu dengan pelat karbon.
Maria mengatakan, saat seorang pelari memakai sepatu karbon, maka running economy meningkat sekitar 2-4 persen pada pace cepat (kurang dari atau sama dengan 4 menit 17 detik per kilometer).
"Ini artinya konsumsi oksigen berkurang untuk kecepatan yang sama," ujar Maria.
Ia menambahkan, adanya pelat karbon dapat meredistribusi beban otot.
Hal ini membuat kerja otot betis dan intrinsic foot muscles berkurang, namun otot paha depan dan gluteal cenderung mengambil alhir sebagian beban.