Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelat Karbon Pada Sepatu Lari Disebut Bisa Tingkatkan Performa, Benarkah?

Kompas.com - 11/08/2025, 16:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Olahraga lari kini tengah digemari sejumlah orang, baik sebagai gaya hidup sehat maupun ajang meningkatkan prestasi.

Seiring tren ini, permintaan sepatu lari pun meningkat, termasuk model dengan teknologi pelat karbon yang disebut-sebut mampu meningkatkan performa pelari.

Meski demikian, istilah “sepatu karbon” tergolong baru bagi sebagian orang, sehingga tak jarang menimbulkan kebingungan dalam memilih.

Agar tidak salah membeli, penting memahami lebih dulu apa itu sepatu karbon dan manfaatnya bagi pelari.

Baca juga: Amankah Jogging di Pagi Hari Saat Cuaca Berembun?

Fungsi pelat karbon pada sepatu lari

Dokter Spesialis Kesehatan Olahraga di EKA Hospital BSD dan Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), dr. Maria Lestari, BMedSc, PGDipSEM, Sp.KO mengatakan memang ada beberapa fungsi dari tersematnya pelat karbon pada sepatu lari.

Maria menjelaskan, pelat pada sepatu karbon dapat menambah kekakuan (stiffness) sol.

Tujuannya untuk mengurangi fleksi pada sendi metatarsophalangeal ketika mendorong, sehingga energi yang biasanya hilang pada kaki bagian depan bisa diarahkan untuk dorongan ke depan.

"Pelat karbon memiliki efek pegas, fungsinya bekerja bersama midsole foam yang tebal dan responsif untuk menyimpan energi saat mendarat dan melepaskannya saat toe-off," kata Maria saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/8/2025).

Kemudian, fungsi lain adanya pelat karbon adalah untuk stabilisasi bentuk sepatu.

"Stabilisasi bentuk sepatu ini ditujukan menjaga struktur midsole supaya responsifnya konsisten dari awal sampai akhir lomba," kata dia.

Baca juga: Studi: Manfaat Jalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Ternyata Cuma Mitos

Efek medis dan biomekanik

Tak hanya fungsinya, Maria juga menyoroti efek medis dan biomekanis pada kinerja sepatu dengan pelat karbon.

Maria mengatakan, saat seorang pelari memakai sepatu karbon, maka running economy meningkat sekitar 2-4 persen pada pace cepat (kurang dari atau sama dengan 4 menit 17 detik per kilometer).

"Ini artinya konsumsi oksigen berkurang untuk kecepatan yang sama," ujar Maria.

Ia menambahkan, adanya pelat karbon dapat meredistribusi beban otot.

Hal ini membuat kerja otot betis dan intrinsic foot muscles berkurang, namun otot paha depan dan gluteal cenderung mengambil alhir sebagian beban.

Halaman:


Terkini Lainnya
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau