Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Influenza A Meningkat di Indonesia, Epidemiolog Beri Saran Pencegahan Bagi Masyarakat

Kompas.com - 17/10/2025, 15:30 WIB
Fatimah Az Zahra,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, telah terjadi peningkatan kasus penyakit influenza di Indonesia dalam beberapa minggu terakhir.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Aji Muhawarman mengatakan, peningkatan kasus juga terjadi di negara-negara tetangga.

“Dari data flunet WHO, peningkatan kejadian dan kasus juga terjadi di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang disebabkan didominasi virus influenza tipe A,” kata Aji, dikutip dari Kompas.com, Kamis (16/10/2025). 

Sejalan dengan hal tersebut, Dokter Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengungkapkan hal yang sama.

Secara analisis singkat, ia mengatakan di Asia Tenggara dan bahkan global, virus influenza A subtipe H3N2 dilaporkan dominan di beberapa zona dan berkontribusi besar dalam kenaikan kasus.

Diketahui di Thailnad, kasus lonjakan besar juga terjadi bahkan hingga 61 kasus kematian terlapor dengan periode 1 Januari - 8 Oktober 2025.

Baca juga: Sekitar 6.000 Siswa di Malaysia Terinfeksi Influenza, Pemerintah Tutup Sejumlah Sekolah

Influenza di Indonesia

Dicky menilai data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menunjukkan peningkatan kasus influenza di Indonesia kemungkinan besar benar adanya.

“Kemungkinan besar iya, tetapi akan heterogen antarwilayah, antarprovinsi, antarkabupaten, dan kota,” kata Dicky dalam keterangannya kepada Kompas.com, Kamis (16/10/2025).

Menurut Dicky, WHO melaporkan bahwa virus influenza A atau H3N2 kini dominan di sejumlah kawasan. Namun, data surveilans sentinel nasional Indonesia bisa saja menunjukkan pola berbeda.

“Sebelumnya juga ada periode ketika influenza B lebih dominan. Jadi penting untuk memantau data lokal agar tahu varian mana yang sedang mendominasi,” ujarnya.

Dicky menjelaskan bahwa influenza A memiliki karakter bermutasi cepat. Ketika subtipe baru beredar di populasi dengan imunitas rendah, kasus rawat inap akan meningkat.

Ia menambahkan, pola dominasi virus bisa berbeda-beda antarnegara maupun antardaerah.

“Dominasi influenza A bersifat spasial dan temporal, tidak otomatis sama di semua tempat. Karena itu, kita perlu terus memperkuat sistem pemantauan sentinel nasional,” kata Dicky.

Baca juga: Siapa Saja yang Berisiko Terkena Pneumonia yang Disebabkan Influenza?

Dominan rawat inap yang lebih lama

Dicky mengungkapkan bahwa melalui studi klinis yang dilakukan di kalangan orang dewasa, ditemukan bahwa influenza A menjadi penyebab dominan orang dirawat inap lebih lama. 

"Influenza A dominan menyebabkan pasien dirawat karena infeksi pernapasan, dengan rata-rata lama rawat sekitar 9 hingga 10 hari," jelasnya. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Warganet Pertanyakan Reaktivasi Jalur KA Purwokerto–Wonosobo, Ini Tanggapan KAI
Tren
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Mengenal QRIS Tap, Apa Bedanya dengan QRIS Biasa?
Tren
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Kronologi Pemuda Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga Usai Dilarang Tidur Dini Hari
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau