Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Nelayan di Korsel Kini Kerap Terbalik, Laut Jadi Berbahaya Imbas Perubahan Iklim?

Kompas.com - 25/10/2025, 12:00 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badai dahsyat yang melanda laut Korea Selatan (Korsel) membuat kapal-kapal nelayan kerap terbalik, termasuk milik Hong Suk-hui.

Hong menceritakan, kapal miliknya berlayar di perairan Pulau Jeju selama dua hari sebelum akhirnya diperintahkan kembali karena angin kencang.

Dalam perjalanan, gelombang besar menghantam dari dua arah hingga menciptakan pusaran air dan kapal pun terbalik.

Lima dari sepuluh awak kapal yang sedang tertidur di kabin bawah dek diketahui tenggelam. 

"Ketika saya mendengar berita itu, saya merasa langit seperti runtuh," ujar Hong, dikutip dari BBC, Jumat (24/10/2025).

Pada 2024, tercatat 164 orang tewas dalam kecelakaan di perairan Korea Selatan. Angka ini melonjak 75 persen dari tahun sebelumnya.

Hong meyakini, angin semakin kencang setiap tahun disebabkan oleh perubahan iklim.

Baca juga: Air Laut Selandia Baru Menghangat 34 Persen Lebih Cepat dari Rata-rata Global, Apa Dampaknya?

Menghangatnya air laut

Kepala satuan tugas yang dibentuk pemerintah membenarkan bahwa salah satu penyebab utama meningkatnya kematian nelayan adalah perubahan iklim.

Selain itu, mereka juga menyoroti para nelayan yang sudah berusia tua, buruknya latihan keselamatan, dan ketergantungan negara terhadap pekerja migran.

Diketahui, perairan Korea menghangat lebih cepat dari rata-rata global karena cenderung lebih dangkal.

Antara tahun 1968 dan 2024, suhu permukaan rata-rata laut di sana meningkat sebesar 1,58 derajat Celsius, lebih dari dua kali lipat kenaikan global sebesar 0,74 derajat Celsius.

Perairan yang menghangat itu berkontribusi pada terjadinya cuaca ekstrem di laut hingga membuat badai tropis semakin dahsyat.

Selain itu, hal ini juga menyebabkan beberapa spesies ikan bermigrasi sehingga nelayan perlu mengambil risiko berlayar lebih jauh lagi untuk mendapatkan ikan yang cukup.

Beberapa tahun lalu, ikan hairtail disebut telah menghilang di sejumlah perairan.

Ikan hairtail adalah ikan yang biasa diolah menjadi sashimi. Ikan ini berwarna biru elektrik dan berubah menjadi keperakan setelah mati ditangkap, dikutip dari The Straits Times.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau