Pengamat di belahan utara akan lebih dulu melihatnya sebelum komet bergeser ke langit selatan di pertengahan bulan.
Baca juga: Peneliti BRIN Ungkap Sisa Fenomena Langit Bulan Oktober yang Bisa Diamati dari Indonesia
Fenomena berikutnya adalah hujan meteor Leonid yang puncaknya terjadi pada Senin (17/11/2025) hingga Selasa (18/11/2025).
Tahun ini kondisi langit ideal karena puncak Leonid jatuh tiga hari sebelum bulan baru, sehingga tidak terganggu cahaya Bulan.
Di bawah langit gelap, masyarakat bisa melihat hingga 15 meteor per jam yang melintas cepat di sekitar rasi Leo menjelang dini hari.
Fase bulan baru atau new moon terjadi pada Kamis (20/11/2025), menjadi malam paling gelap di bulan ini.
Inilah waktu terbaik untuk stargazing atau melihat gugus bintang seperti Pleiades dan Hyades di konstelasi Taurus.
Dengan langit tanpa cahaya Bulan, bintang-bintang akan tampak lebih terang dan berkelap-kelip jelas.
Baca juga: 10 Fenomena Langit Oktober 2025, Ada 4 Hujan Meteor dan Supermoon
Sehari setelah bulan baru, planet Uranus mencapai oposisi pada Jumat (21/11/2025).
Posisi ini ketika planet berada berseberangan dengan Matahari dari sudut pandang Bumi.
Peristiwa ini membuat Uranus tampak paling terang sepanjang tahun, meski masih sulit dilihat dengan mata telanjang.
Anda bisa menggunakan teropong untuk melihat cahaya kebiruannya di sekitar rasi Taurus.
Baca juga: Asteroid Seukuran Gedung Pencakar Langit Melintas Dekat Bumi Hari ini, Apakah Berisiko?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang