Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yustinus Prastowo

Wakil Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI. Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis (2020-2024). Aktif menulis dan mengadvokasi isu-isu perpajakan dan kebijakan publik.

100 Hari Pramono-Rano, Bukan Untuk Gagah-gagahan

Kompas.com - 02/06/2025, 05:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Evaluasi 100 Hari jamak dilakukan untuk menilai kinerja para pemimpin politik.

Saking rutinnya, kerap menjadi ritual belaka yang jatuh dalam dua ekstrem: puja puji dan caci maki.

Keduanya menjauh dari hakikat menagih janji yang terukur dan objektif.

Termasuk cara kita memperlakukan hasil survei yang seolah mengunci dalam adu balap yang melupakan esensi politik desentralisasi dan kerja-kerja kolektif yang justru menjadi ciri Indonesia.

Baca juga: Demokrat Jakarta Berikan 5 Catatan Program 100 Hari Kerja Pramono-Rano

Saya tak mau berlagak serba beda dan sok tahu. Maka saya membatasi diri membahas capaian 100 Hari Mas Pram-Bang Doel, hanya karena saya ada pada jarak cukup dekat ketika membantu menyiapkan berbagai koordinasi dan strategi mewujudkan janji kampanye saat Tim Transisi, dan berlanjut kini saat mendampingi keduanya sebagai salah satu koki di dapur kebijakan Balai Kota.

Sejak awal, saya merasa nyaman membantu karena kedua pemimpin baru Jakarta ini menegaskan sudah selesai dengan dirinya, akan fokus melayani warga Jakarta, dan tak pernah mengobral janji-janji muluk.

Mereka realistis dengan kompleksitas Jakarta, tingginya ekspektasi publik, dan kesadaran bahwa Jakarta adalah barometer ekonomi-politik nasional.

Maka, menunjukkan komitmen untuk bekerja adalah modal awal yang dianggap cukup.

Keberanian untuk tak populer ditunjukkan secara otentik. Ia lebih suka mengejar pajak orang mampu ketimbang memutihkannya.

Setiap Rabu, ia mengajak dan memberi contoh penggunaan moda transportasi publik.

Baca juga: 100 Hari Kerja Pramono-Rano, Warga Minta Layanan Transportasi Ditingkatkan

Jakarta sudah memiliki sejarah panjang membangun dan menghidupi pasang surut sosial-politik sebagai ibu kota republik, hingga kini disiapkan menjadi pusat bisnis yang berstandar global.

Yang padanannya bukan lagi Bandung, Medan, atau Surabaya, melainkan Singapura, Bangkok, Tokyo, dan Shanghai.

Berbagai program unggulan dan torehan prestasi para pendahulu dan sinergi dengan Pusat pun amat nyata, hingga tak perlu sibuk menawarkan program baru yang tampak sekadar kosmetik.

Mas Pram adalah politisi senior yang sangat matang. Di usia muda sudah dipercaya menjadi Sekretaris Presiden Megawati sekaligus Sekjen PDI-P.

Lalu menjadi anggota dan pimpinan DPR sebelum hampir dua periode menjadi Sekretaris Kabinet.

Saya perlu menyebut lugas senior dan matang, karena kedua ciri itu amat nyata pada pribadi Mas Pram. Ia tak pernah meledak-ledak, reaktif, atau emosional terhadap satu fenomena.

Baca juga: 100 Hari Pramono-Rano, PSI Jakarta Apresiasi Program Transportasi Gratis

Biasanya, ia tertegun dalam diam saat ada hal yang mengusik. Tampaknya, secara spontan, ia memilih berpikir ketimbang bereaksi.

Sikap itu pula yang tampak dalam rapat-rapat internal yang efektif, tanpa perlu tumbal untuk dihardik demi kesan tegas.

Ketika ditawarkan memanfaatkan satu momen untuk pencitraan, tegas ia menampik. Sekali lagi, dia memilih menunjukkan kesungguhan bekerja untuk warga.

Sedikit tentang Bang Doel. Dalam pandangan saya, ia lebih spontan dan impulsif.

Ia tampil apa adanya, kadang meledak meski lebih banyak canda tawa.

Bang Doel gampang terusik oleh ketidakadilan, pelanggaran, atau ketidakberesan.

Saya melihat mantan aktor legendaris ini pembelajar yang tekun. Banyak isu baru dan berat ingin diketahui dan dicari solusinya.

Pengalaman menjadi kepala daerah dan anggota DPR tentu amat penting membentuk kepemimpinan Bang Doel.

Bagi saya, beliau adalah abang yang penuh perhatian dan kawan diskusi yang sangat menyenangkan.

Baca juga: Fraksi PDI-P Apresiasi Program 100 Hari Pramono–Rano, tapi Dorong Percepatan Implementasi

Modalitas kerja

Duet pemimpin baru Jakarta ini menyadari sepenuhnya memimpin Jakarta di saat seperti ini sungguh tak mudah.

Maka, sejak awal, gesture yang dibangun adalah keinginan menjaga hubungan baik dan sinergi dengan Pusat.

Kontestasi politik sudah usai. Kini saatnya berkolaborasi. Tak mungkin ada orang yang bisa sukses sendiri.

Lantas, modalitas apa yang dibangun Mas Pram-Bang Doel?

Pertama, bekerja dengan sistem. Sejak awal Mas Pram menegaskan akan bekerja dengan ASN Jakarta. Dia tak akan membawa ASN dari luar untuk menjadi pejabat Pemprov Jakarta.

Mas Pram sangat percaya pada sistem yang rekam jejaknya cukup panjang selama memimpin Setkab. Dia sadar birokrasi adalah mesin yang mesti dirangkul dan diarahkan, bukan untuk dicurigai dan dimusuhi.

Dengan mekanisme dan arahan yang jelas, dibangun sinergitas bukan rivalitas.

Kantor Gubernur juga bukan ruang eksklusif melainkan menjadi rumah bersama, yang disediakan untuk beraudiensi dengan banyak sekali tamu dari beragam latar belakang.

Birokrasi adalah mesin utama yang dipercaya untuk bekerja, dibantu para Stafsus dan Tenaga Ahli untuk memastikan akselerasi dan fokus pada program prioritas.

Rapat rutin dilakukan untuk membahas hal strategis hingga teknis. Semua arahan dan keputusan diambil secara terbuka.

Salah satu bukti, penyusunan RPJMD secara teknokratik dan partisipatoris, dalam arti meracik visi misi dan program Gubernur-Wakil Gubernur dalam kerangka pikir Asta Cita yang koheren dan sinergis, yang dibahas secara elegan dengan DPRD DKI Jakarta sebagai representasi rakyat.

Baca juga: 100 Hari Kerja Pramono-Rano, PSI Kritik Job Fair Jakarta Belum Optimal

Kedua, kolaborasi dengan pemangku kepentingan.

Kematangan Mas Pram ditunjukkan dengan kepiawaian mengelola dinamika politik. Residu kontestasi politik tak perlu menjadi sentimen yang negatif dan subyektif.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Megapolitan
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Megapolitan
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Megapolitan
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap 'Ngebul' ke Muka Saya
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Megapolitan
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Megapolitan
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Megapolitan
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
Megapolitan
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Megapolitan
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Megapolitan
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Megapolitan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau