Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Industri Halal Tembus 5,8 Miliar Dollar AS, Indonesia Dapat 1,6 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 26/09/2025, 11:00 WIB
Suparjo Ramalan ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri halal Indonesia kian menjadi magnet investasi global. Sepanjang periode 2023-2024, investasi industri halal, termasuk keuangan syariah, mencapai 5,8 miliar dollar AS. Dari jumlah itu, Indonesia mendapat 1,6 miliar dollar AS.

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan saat ini terdapat 140.944 perusahaan industri halal di Indonesia. Angka itu didominasi sektor makanan halal sebanyak 130.111 industri, diikuti minuman halal 10.383 industri, serta farmasi dan obat dengan 1.633 industri.

Kesadaran industri dan masyarakat akan sertifikasi halal juga terus meningkat.

“Jumlah produk yang telah tersertifikasi halal mencapai 584.522 produk dengan total 162.111 sertifikat halal. Ini menandakan semakin tingginya kesadaran industri dan masyarakat akan pentingnya sertifikasi halal,” ujar Agus dalam pembukaan Industrial Festival dan Halal Indo 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (25/9/2025).

Baca juga: Industri Halal RI Tumbuh Pesat, Konsumsi Domestik Capai Rp 3.226 Triliun

Meski begitu, kinerja ekspor produk halal Indonesia masih tertinggal dibanding potensi pasarnya. Pada 2023, ekspor ke negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) baru mencapai 12,33 miliar dollar AS dan menempatkan Indonesia di urutan ke-9, sementara impor dari negara OKI pada periode yang sama justru lebih besar, yakni 29,64 miliar dollar AS.

Kondisi tersebut memberi pesan penting bahwa pekerjaan rumah masih banyak, terutama untuk memperkuat kapasitas produksi dalam negeri agar mampu menekan ketergantungan impor.

“Namun, inilah momentum yang harus kita kelola agar Indonesia bisa bangkit sebagai pusat industri halal dunia,” paparnya.

Potensi pasar halal global diyakini menjadi faktor pendorong minat investasi. Konsumsi umat Muslim di enam sektor ekonomi syariah mencapai 2,43 triliun dollar AS pada 2023 dan diproyeksikan melonjak menjadi 3,36 triliun dollar AS pada 2028.

Baca juga: RI Peringkat 3 Ekosistem Industri Halal Dunia, Kalah dari Malaysia dan Arab Saudi

Sementara itu, konsumsi rumah tangga Indonesia sendiri mencapai Rp 3.226,1 triliun pada semester II-2025, didorong jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, yakni 245,97 juta jiwa.

Berdasarkan laporan State of The Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/2025, Indonesia menempati peringkat ketiga ekosistem industri halal dunia di bawah Malaysia dan Arab Saudi, namun di atas Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.

Menariknya, Indonesia mencatat kenaikan skor tertinggi dibanding 2022, yakni naik 19,8 poin, sementara Malaysia justru turun 28,1 poin.

Agus menilai capaian ini menunjukkan Indonesia mulai unggul di sektor strategis.

“Kita patut bangga karena secara sektoral, Indonesia unggul dalam tiga sektor penting yang erat kaitannya dengan manufaktur, yaitu modest fashion dengan skor 106,5 dan menempati peringkat pertama dunia, sektor farmasi dan kosmetik halal di posisi kedua dengan skor 85,8, serta sektor makanan halal di peringkat keempat dengan skor 78,8,” jelasnya.

Baca juga: Dorong Perdagangan dan Sertifikasi Halal, Hong Kong Pertegas Posisi di Belt and Road

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau