JAKARTA, KOMPAS.com — PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli (BELI) terus menekan biaya di sektor periklanan, pemasaran, dan logistik.
Upaya ini berjalan seiring pertumbuhan ekosistem Blibli Tiket yang membuat promosi bisa dilakukan lebih terpadu dan hemat.
Chief Financial Officer Blibli Ronald Winardi menjelaskan ekosistem digital terintegrasi memberi ruang bagi perusahaan menjalankan strategi pemasaran internal.
Program loyalitas lintas brand dan pemanfaatan jaringan toko fisik menjadi bagian dari langkah itu.
“Di mana kami dapat melakukan berbagai upaya advertising dan marketing di dalam ekosistem kami,” kata Ronald dalam Paparan Publik Blibli secara daring, Kamis (9/10/2025).
Baca juga: Pendapatan Blibli Naik 22 Persen, Laba Bruto Tumbuh Hampir 50 Persen
Efisiensi juga terjadi di biaya variabel pengiriman dan pemenuhan pesanan. Blibli mencatat perbaikan signifikan setelah memperkuat infrastruktur logistik.
Optimalisasi gudang Marunda dan penerapan teknologi smart logistics menekan biaya operasional serta mempercepat pengiriman di seluruh Indonesia.
Ronald menegaskan strategi efisiensi sejalan dengan komitmen Blibli menjaga pertumbuhan berkelanjutan.
Realokasi biaya dilakukan selektif, hanya untuk inisiatif yang berpotensi menaikkan pendapatan bersih.
“Kami selalu bersikap pragmatis dalam pengelolaan biaya dan terbuka terhadap peluang-peluang baru yang dapat mendorong pertumbuhan jangka panjang,” tulis manajemen.
Baca juga: Fulfillment Penentu Daya Saing E-commerce, Blibli (BELI) Andalkan FAS
Blibli mencatat pendapatan neto naik 22 persen secara tahunan pada semester I 2025 menjadi Rp 9,6 triliun. Kenaikan ditopang seluruh segmen usaha, termasuk institusi dan toko fisik.
Kinerja keuangan juga menunjukkan perbaikan. Laba bruto sebelum diskon (Gross Profit Before Discount/GPBD) naik 48 persen secara tahunan menjadi Rp 3,47 triliun. GPBD pada segmen ritel 1P melonjak 172 persen.
Take rate meningkat dari 6,5 persen pada semester I 2024 menjadi 8,6 persen pada semester I 2025. Struktur biaya operasional turun dari 7,5 persen menjadi 7,2 persen terhadap total nilai transaksi (Total Processing Value/TPV).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang