Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arjuna Putra Aldino. T
Peneliti

Direktur Eksekutif, Educational, Technology and Policy (EduTep) Indonesia

Nikel Indonesia dan Percaturan Geopolitik

Kompas.com - 19/10/2025, 11:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA Januari 2020, Indonesia resmi memberlakukan larangan total ekspor bijih nikel setelah lebih dari lima dekade mengekspor nikel mentah (nickel ore) ke pasar dunia.

Ekspor tersebut banyak digunakan untuk melayani permintaan bahan baku pembuatan Nickel Pig Iron (NPI) untuk baja tahan karat (stainless steel).

Tentu tujuan larangan itu adalah menciptakan nilai tambah sebagai bagian dari “proyek hilirisasi” pemerintah yang dalam cetak biru berambisi menjadikan Indonesia sebagai pemain global di rantai pasok baterai electric vehicle (EV).

Harapannya berdampak pada pertumbuhan PDB, pembukaan lapangan kerja dan menambah penerimaan negara, baik melalui royalti, pajak, maupun devisa ekspor.

Dalam bahasa ideologis, hilirisasi sumber daya termasuk nikel, untuk mencapai cita-cita besar yang selalu diganungkan, yakni mewujudkan “kedaulatan dan kemandirian” energi nasional.

Apalagi nikel masuk dalam kategori logam kritis global yang sangat penting untuk menjadi “katalis” menuju transisi energi bersih terutama menjadi bahan baku utama baterai lithium-ion, khususnya untuk baterai berkatoda Nickel-Cobalt-Manganese (NCM) dan Nickel-Cobalt-Aluminum (NCA).

Dengan menguasai lebih dari 40 persen cadangan dunia, Indonesia tentunya memiliki posisi tawar strategis dalam rantai pasok energi bersih global.

Baca juga: Pelajaran dari China: Kereta Cepat Laju Tinggi, Beban Berat

Namun, mengelola sumber daya alam bukan hanya terkait “keuntungan ekonomis semata”, tapi juga ada dimensi geopolitik.

”Bapak geopolitik” Halford Mackinder pada 1904 menyebut kawasan “heartland” yang kaya sumber daya alam akan menjadi pusat perebutan kekuatan global.

Dengan nada sama, Friedrich Ratzel dengan pendekatan “determinisme geografis” menyebut sumber daya alam sebagai “energi vital” bagi negara, yang seringkali menjadi alasan utama negara melakukan ekspansi dan kolonialisme.

Menurutnya, negara layaknya “organisme yang hidup” yang harus memperluas wilayah untuk bertahan hidup.

Begitu juga dengan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, ia bisa menjadi berkah yang menambah kekayaan dan menciptakan kesejahteraan.

Sebaliknya, bisa juga menjadi “tantangan” yang jika dikelola tanpa mempertimbangkan aspek “lingkungan strategis”, maka menjadi risiko, bahkan bencana geopolitik.

Dominasi China dan risiko geopolitik

Pascapemerintah melarang ekspor bijih nikel mentah, ada tantangan pembangunan industri teknologi pengolahan layaknya refinery dan smelting.

Selain membutuhkan modal, juga butuh kesiapan kapasitas teknologi dan inovasi yang kuat untuk menghasilkan nikel kelas 1 atau nikel sulfat yang dapat digunakan sebagai bahan utama penyusun prekursor katoda baterai kendaraan listrik. Maka investasi asing menjadi pilihan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau