SEMARANG, KOMPAS.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang membantah tuduhan yang menyebutkan salah satu anggotanya, Ahmad Ramzy, sebagai otak kerusuhan dalam demonstrasi di Salatiga, Jawa Tengah.
Ketua AJI Semarang, Aris Mulyawan, menilai fitnah itu sangat berbahaya karena tidak hanya mencederai nama baik anggota yang bersangkutan, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap profesi jurnalis.
“Kami menegaskan Ahmad Ramzy adalah anggota AJI Semarang yang selama ini bekerja secara profesional sebagai jurnalis. Menuduhnya terlibat dalam kerusuhan tanpa bukti adalah tindakan fitnah yang serius. AJI Semarang tidak akan tinggal diam,” kata Aris, Jumat (5/9/2025).
Baca juga: Vandalisme Anti-Polisi Marak di Salatiga, Polisi Buru Pelaku
Tak kalah penting, AJI Semarang juga mengecam praktik doxing atau menyebarluaskan data pribadi Ramzy lewat media sosial.
Hal itu merupakan pelanggaran privasi yang membahayakan keselamatan, dan dapat memicu serangan digital maupun fisik terhadap jurnalis.
Aris menegaskan kesiapannya untuk menempuh langkah hukum terhadap penyebar fitnah serta akun-akun media sosial yang terlibat dalam penyebaran informasi palsu dan doxing terhadap anggotanya.
“Kami akan menyiapkan langkah hukum untuk memastikan pihak-pihak yang menyebarkan fitnah dan melakukan doxing dimintai pertanggungjawaban. Ini penting sebagai bentuk perlindungan terhadap jurnalis sekaligus upaya menjaga kebebasan pers,” imbuhnya.
Baca juga: 2 Ibu Hamil dan 3 Lansia Terdampak Gas Air Mata, Kapolres Salatiga Minta Maaf
AJI Semarang mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan tidak mudah mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Dia mengimbau semua pihak untuk menghormati kerja-kerja jurnalis yang dilindungi undang-undang serta tidak menyeret mereka ke dalam konflik politik maupun sosial yang bukan menjadi ranah mereka.
Fitnah dan doxing terhadap jurnalis diyakini sebagai bentuk pembungkaman media.
Baca juga: Tunggu Situasi Kondusif, Salatiga Terapkan Pembelajaran Daring 1–3 September
Untuk diketahui, sebelumnya beredar pesan berantai di grup whatsapp atau sosial media yang menyebut anggota AJI sebagai biang kerok kericuhan demo di Salatiga, pada Jumat (2/9/2025).
Pesan provokatif itu berisi teks dan foto identitas KTP, foto Ramzy dengan tulisan "Ini adalah orang yang membuat situasi salatiga menjadi tidak aman", dan biodata Ramzy sebagai mahasiswa.
Padahal gelombang unjuk rasa yang pecah di Salatiga itu menjadi aksi dukungan pengemudi ojek online (Ojol) di Lapangan Pancasila Salatiga.
Sekitar pukul 19.30 WIB, beberapa ojol melarang massa aksi mahasiswa dan masyarakat sipil untuk bergabung dalam barisan demonstran ojol.
Lalu massa aksi memilih untuk berdoa di depan Tugu Pancasila, Salatiga.