Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Gugus di NTB Sebut 2 Sekolah Keracunan MBG: Kita Tidak Mau Anak-anak Dikasih Makanan Basi Terus

Kompas.com - 05/09/2025, 14:08 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

MATARAM, KOMPAS.com – Ketua Gugus 4 Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bahrudin, yang menjadi pemantau program Makan Bergizi Gratis (MBG) di 7 sekolah, mengungkapkan buruknya kualitas makanan yang disediakan di sekolah-sekolah di wilayah tersebut.

Ia mengungkapkan sejak dimulainya program MBG pada 19 Agustus 2025 lalu, sekolah-sekolah di bawah Gugus 4 Kecamatan Narmada sering mengeluhkan kualitas makanan yang didistribusikan kepada siswa.

“Semua makanan yang datang itu sudah dingin, jadi kadang ada yang sampai di sekolah juga sudah pada basi,” ujar Bahrudin saat dikonfirmasi, Jumat (5/9/2025).

Baca juga: 4.000 Siswa Keracunan, Mendikdasmen: Tidak Berarti MBG Dihentikan

Menurutnya, kasus keracunan yang terjadi di SDN 1 Selat bukan yang pertama, karena sebelumnya juga terjadi kasus serupa di sekolah lain.

“Setelah pelaksanaan MBG, ditemukan kasus keracunan di SDN 1 Selat ada 17 anak dan SDN 2 Nyur Lembang ada 2 anak, besar dugaan kita memang akibat makanan yang dikonsumsi pada sajian menu MBG ini,” katanya.

Ia menyampaikan, rata-rata keluhan guru dan wali murid sama.

MBG yang seharusnya menjadi upaya pemenuhan gizi anak sekolah, kini malah menjadi makanan yang meracuni anak didik.

Dia menegaskan, letak kekeliruan MBG ini terjadi pada pendiatribusian makanan yang terlalu lama.

“Bayangkan proses memasaknya saja dimulai pukul 02.00 dini hari, makanan baru dikonsumsi siswa sekitar pukul 09.00, sehingga makanan sudah dibungkus dan didistribusikan selama berjam-jam. Ini berpotensi menurunkan kualitas dan keamanan makanan,” tegasnya.

Baca juga: Diduga Keracunan MBG, 232 Siswa SMAN 1 Panji Situbondo Diare

Dengan sistem distribusi seperti itu, ia khawatir siswa bukannya mendapatkan asupan gizi, tetapi justru mengonsumsi makanan yang bisa menjadi racun jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama.

“Kita nggak mau anak kita terus-menerus dikasih makanan basi. Memang saat di dapur umum mungkin diperiksa oleh BGN (Badan Gizi Nasional), tapi itu saat masih fresh-nya. Sampai sekolah malah nggak ada pemeriksaan lagi, padahal di sana dia harusnya lebih diprioritaskan diperiksa (kualitas MBG),” tegasnya lagi.

Baca juga: Kepala Sekolah di Polewali Mandar Tolak Tanda Tangani MoU MBG, Apa Isinya?

Bayangkan lanjut dia, di Desa Narmada saja satu dapur melayani 3.500 siswa, hal inj justru menyebabkan persiapan dan distribusi memakan waktu lama.

Dia mengusulkan agar pemerintab harusnya membuat cabang dapur di beberapa lokasi yang dekat dengan sekolah.

“Agar juga distribusinya lebih cepat dan makanan tetap segar saat dikonsumsi siswa,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Ketua Gugus 4 Narmada Sebut Dua Sekolah Alami Keracunan MBG, Makanan Hampir Basi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pelemparan Molotov di Pos Polisi Yogyakarta, Polisi Periksa 6 Saksi
Pelemparan Molotov di Pos Polisi Yogyakarta, Polisi Periksa 6 Saksi
Regional
Pemerintah Buru Lahan Sawit yang Dikuasai Pengusaha Bermasalah, Target 3,8 Juta Hektare
Pemerintah Buru Lahan Sawit yang Dikuasai Pengusaha Bermasalah, Target 3,8 Juta Hektare
Regional
Tunjangan Rumah DPRD Brebes Rp 35 Juta Dikritik, Bupati Paramitha: Sepakat Evaluasi
Tunjangan Rumah DPRD Brebes Rp 35 Juta Dikritik, Bupati Paramitha: Sepakat Evaluasi
Regional
Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar Ditangkap, Polisi Ungkap Peran Ketiga Pelaku
Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 Miliar Ditangkap, Polisi Ungkap Peran Ketiga Pelaku
Regional
Pria Hilang di Kebun Karet Ditemukan Selamat, Mengaku Dibawa Perempuan Cantik
Pria Hilang di Kebun Karet Ditemukan Selamat, Mengaku Dibawa Perempuan Cantik
Regional
Pajak Orang Kaya 40 Persen Dinilai Efektif Tambah Penerimaan Negara
Pajak Orang Kaya 40 Persen Dinilai Efektif Tambah Penerimaan Negara
Regional
Daftar Korban Kecelakaan Bus ALS Rombongan Atlet di Tol Padang: 2 Tewas, 29 Luka-luka
Daftar Korban Kecelakaan Bus ALS Rombongan Atlet di Tol Padang: 2 Tewas, 29 Luka-luka
Regional
Bantuan Chromebook di Kalteng Masih Terpakai untuk ANBK dan Pembelajaran IT
Bantuan Chromebook di Kalteng Masih Terpakai untuk ANBK dan Pembelajaran IT
Regional
3 Karung Uang Diamankan dari Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar
3 Karung Uang Diamankan dari Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar
Regional
Daftar Lengkap Rute Angkot Gratis SD-SMP di Kabupaten Magelang
Daftar Lengkap Rute Angkot Gratis SD-SMP di Kabupaten Magelang
Regional
Kronologi Pemuda Bawa Molotov Saat Demo 1 September di Lampung, 3 Ditangkap
Kronologi Pemuda Bawa Molotov Saat Demo 1 September di Lampung, 3 Ditangkap
Regional
Kronologi Majelis Taklim Roboh di Bogor Tewaskan 4 Orang Versi Pimpinan: Banyak yang Tertindih
Kronologi Majelis Taklim Roboh di Bogor Tewaskan 4 Orang Versi Pimpinan: Banyak yang Tertindih
Regional
Jelang MotoGP 2025, Lintasan Sirkuit Mandalika Dicat Ulang
Jelang MotoGP 2025, Lintasan Sirkuit Mandalika Dicat Ulang
Regional
Dapat 28 Chromebook dari Nadiem, Kepala Sekolah di Kalteng: 6 Laptop Rusak Sejak Awal
Dapat 28 Chromebook dari Nadiem, Kepala Sekolah di Kalteng: 6 Laptop Rusak Sejak Awal
Regional
Gedung DPRD Solo yang Dibakar Massa Direnovasi Tahun Ini, Dana Rp 7,5 Diajukan ke Pusat
Gedung DPRD Solo yang Dibakar Massa Direnovasi Tahun Ini, Dana Rp 7,5 Diajukan ke Pusat
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau